Penuh Inovasi, Pinjam.co.id Hilangkan Kesan Kepepet

marketeers article

Masyarakat Indonesia sudah mengenal sistem gadai sejak ratusan tahun lalu. Gadai sampai saat ini masih banyak dimanfaatkan oleh masyarakat terutama bagi kalangan yang belum tersentuh oleh layanan perbankan modern. Layanan pinjam.co.id berusaha memudahkan konsumennya yang ingin melakukan proses gadai.

“Pada dasarnya Pinjam diciptakan dengan alasan bahwa masih banyak orang belum terjamah oleh institusi keuangan,” ungkap Teguh Ariwibowo, CEO Pinjam.co.id di Jakarta, Jumat (31/3/2017)

Teguh mengingat betul suatu waktu ia bertemu dengan pedagang di pasar yang meminjam uang sebesar Rp 100 ribu di pagi hari dan mengembalikannya sebesar Rp 110 ribu pada sore harinya. Pengalaman tersebut membuat ia berpikir bahwa banyak masyarakat yang sebenarnya butuh pinjaman secara cepat dan ringkas.

“Kalau ada teknologi yang lebih murah dan tentunya responsible, yang berdagang bisa mendapatkan akses keuangan yang tentunya lebih baik. Di Indonesia, masih banyak orang yang belum tersentuh layanan keuangan. Kami ingin orang dapat akses keuangan secepat mungkin,” ujarnya.

Baginya selama ratusan tahun, proses gadai di Indonesia tidak terdapat inovasi baru. Sebab itu, bersama Pinjam.co.id, Teguh menawarkan bisnis model dan pengalaman baru kepada masyarakat yang ingin melakukan sistem gadai.

Meski menawarkan suatu hal yang baru dalam bentuk teknologi, Teguh menilai bahwa saat ini proses offline tidak bisa terhindarkan dar transaksi gadai. Terlebih bagi para juru gadai atau penaksir, perlu melihat barang yang akan digadai secara langsung untuk bisa menentukan nilai dari sebuah barang.

Saat ini, Pinjam.co.id sudah terdaftar secara resmi di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Selain itu, Pinjam.co.id juga sudah melakukan serangkaian kerjasama dengan perusahaan-perusahaan besar untuk semakin memperluas penetrasi bisnisnya.

“Saat ini, kami fokus di kelas mikro. Kami berusaha menghadirkan dan menawarkan alternatif baru dari akses keuangan. Gadai itu tidak susah dan tidak bikin malu. Tidak melulu orang yang gadai adalah orang yang kepepet,” jelas Teguh.

Editor: Sigit Kurniawan

Related