Inovatif dan Alami, IKM Batik Jambi Raih Apresiasi

marketeers article

Apresiasi datang bagi para pelaku Industri Kecil dan Menengah (IKM) sektor batik di Provinsi Jambi. Kemampuan melestarikan budaya bangsa dengan membuat produk wastra yang bisa diminati konsumen mancanegara menjadi alasan kuat di balik apresiasi ini.

Salah satu pelaku IKM batik yang sukses di Jambi, Azmiah berhasil meraih apresiasi dari Kementerian Perindustrian. Bisnis generasi kedua yang mewarisi usaha orang tuanya sejak tahun 1970-an ini merepressentasikan pembuatan motif batik yang mencerminkan akulturasi budaya Melayu-Islam, Tiongkok, dan Jawa.

“Jadi, batik tidak hanya ada di Jawa, tetapi di seluruh penjuru daerah di Indonesia juga ada batik dengan kekhasan masing-masing budayanya, seperti di Jambi ini. Para pengrajin mampu  menghasilkan inovasi motif yang beragam dan telah menggunakan pewarnaan alam,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto saat kunjungan kerja di Jambi, Minggu (16/12/2018).

Berwarna khas nuansa merah-cokelat, batik Jambi tumbuh dan berkembang menjadi simbol perpaduan antarbudaya. “Bahkan di sentra IKM batik ini, pengrajin yang terlibat merupakan para tetangga dari pemilik, yaitu Ibu Azmiah, sehingga spirit kebersamaannya kuat,” papar Airlangga.

Selain dikenal dengan penggunaan warna alam, Batik Azmiah juga memiliki corak yang klasik nan unik. Beberapa motif unggulan yang diproduksinya antara lain kapal sanggat, tampuk manggis, bungo keladi, dan merak ngeram. Melalui capaiannya itu, pada tahun 2015, Kementerian Perindustrianmemberikan penghargaan One Village One Produk (OVOP) Bintang 3 Kategori Batik kepada Batik Azmiah.

Pada Juni 2018, Kemenperin memfasilitasi Batik Azmiah ikut serta dalam pameran internasional yang bertajuk “Indonesia Batik For The World” di UNESCO Headquarters, Paris, Perancis. Produk IKM batik kelas premium ini mampu menembus pasar Eropa. Dengan jumlah tenaga kerjanya yang mencapai 70 orang, Batik Azmiah rutin memproduksi batik cap kombinasi sebanyak 150 pcs per bulan dan batik tulis hingga 30 pcs per bulan.

Edy Sunarto, suami Azmiah yang lebih banyak bertugas sebagai desainer, menyebutkan bahwa produksi Azmiah diminati oleh kalangan istana bahkan sampai mancanegara. Tercatat, sudah dua kali pihak istana memesan batik khas Jambi produksinya.

Kemenperin mencatat, nilai ekspor batik dan produk batik pada tahun 2017 mencapai USD58,46 juta dengan pasar utama eskpor ke Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa. Saat ini, industri batik didominasi oleh pelaku IKM yang tersebar di 101 sentra seluruh Indonesia. Jumlah tenaga kerja yang terserap di sentra IKM batik mencapai 15 ribu orang.

Related