Instagram Stories, Cara Efektif Mempromosikan Bisnis

marketeers article

Instagram Stories pertama kali diluncurkan pada tahun 2016 di seluruh dunia. Sejak saat itu, 300 juta orang di seluruh dunia aktif menggunakannya setiap hari. Karakter Stories yang ditampilkan dalam format vertikal layar penuh dan sarat fitur seperti stiker GIF dan superzoom, memberikan daya tarik tersendiri bagi pengguna Instagram di Indonesia.

Terbukti, saat Instagram melakukan survei terhadap lebih dari 2.000 penggunanya di Indonesia, 65% responden mengatakan kalau mereka memilih Stories untuk mengetahui kabar terbaru keluarga dan kerabat mereka, dan 64% mengatakan bahwa Instagram Stories membantu mereka untuk berkomunikasi secara langsung dengan teman dan keluarga.

Perkembangan ini memunculkan tren baru dalam sosial media, yakni konten bersifat sementara yang dikonsumsi dengan lebih cepat, secara lebih interaktif dan menggugah berkat format vertikal layar penuh, sehingga menghilangkan gangguan-gangguan lain di layar. Hal ini juga didukung dengan hasil survei dari Mobile Marketer pada tahun 2017 yang mengatakan bahwa 98% pengguna ponsel di dunia melihat konten di ponsel mereka secara vertikal, bukan horizontal.

Peluang Besar bagi Bisnis

Indonesia adalah salah satu negara dengan jumlah profil bisnis terbanyak (selain Amerika, Brazil, Rusia dan Inggris), dan 52% pengguna Instagram mengaku lebih tertarik terhadap sebuah brand atau bisnis setelah melihat konten mereka di Instagram Stories.

“Di Instagram, kami melihat kecepatan sebagai keuntungan, bukan keterbatasan,” kata Paul Webster, Product Marketing Manager, Instagram Asia-Pacific. “Sebagai bisnis, Anda harus memastikan kalau konten Anda ‘masuk’ secara natural ke dalam Instagram Stories, bagaimana visual dan narasi Anda dilihat oleh audiens saat mereka tengah menjelajahi Stories dari teman-teman mereka. Apakah mereka akan berhenti untuk berinteraksi dengan konten Anda?”

Melihat peluang ini, Instagram meluncurkan dua format baru untuk mempermudah bisnis dalam membuat konten promosi mereka di Instagram Stories. Pertama, format Carousel yang memungkinkan bisnis untuk menampilkan tiga konten secara berurutan dalam satu iklan. Untuk narasi yang lebih kompleks, gabungan beberapa “chapter” ini dapat menghasilkan kampanye iklan yang lebih efektif.

Kedua, jika Anda memiliki aset kreatif berbentuk horizontal, Instagram baru-baru ini meluncurkan fitur otomatis untuk mengubah iklan Anda menjadi format layar penuh untuk bisa ditayangkan di Stories. Anda tinggal mengunggah aset kreatif Anda ke laman Pengelola Iklan di Instagram, dan aset Anda siap ditayangkan dalam Stories secara otomatis

Instagram juga mempelajari bahwa 60% dari konten Stories ditonton dengan suara dinyalakan, sehingga dapat memperkuat narasi di konten visual Anda. Contohnya, Samsung Indonesia yang berhasil menarik perhatian konsumen millenial dengan menjalankan kampanye iklan Stories untuk seri Galaxy A 2017 terbarunya.

Kampanye ini ditargetkan untuk audiens Indonesia berusia 18 tahun ke atas untuk menjangkau sebanyak mungkin pengguna Instagram. Strategi konten imersif yang dibuat Samsung ini berhasil menjangkau lebih dari 22 juta orang dan meningkatkan ad recall hingga 9 poin, dan 7 poin niat pembelian.

“Samsung Indonesia sangat bangga menjadi salah satu dari brand pertama yang berhasil memanfaatkan popularitas Instagram yang terus bertumbuh. Instagram Stories adalah medium yang pas untuk identitas muda Galaxy A. Dengan kreatif yang didesain secara spesifik untuk Instagram Stories, kami memperkuat daya tarik Galaxy A di antara audiens sasaran kami,” kata Elvira Jakub, Director, Corporate Marketing, Samsung Indonesia.

Paul menambahkan, Indonesia merupakan negara yang penting bagi kami dan setiap hari kami dibuat terpukau dengan kreativitas yang dibagikan masyarakat Indonesia melalui Instagram Stories.

“Sebagai negara yang kaya akan kultur dan cerita, kami tak sabar melihat lebih banyak lagi bisnis di Indonesia meraih sukses dan menjalin keterlibatan yang erat dengan audiens mereka lewat cerita-cerita di Instagram,” pungkas Paul.

Instagram Stories pertama kali diluncurkan pada tahun 2016 di seluruh dunia. Sejak saat itu, 300 juta orang di seluruh dunia aktif menggunakannya setiap hari. Karakter Stories yang ditampilkan dalam format vertikal layar penuh dan sarat fitur seperti stiker GIF dan superzoom, memberikan daya tarik tersendiri bagi pengguna Instagram di Indonesia.

Terbukti, saat Instagram melakukan survei terhadap lebih dari 2.000 penggunanya di Indonesia, 65% responden mengatakan kalau mereka memilih Stories untuk mengetahui kabar terbaru keluarga dan kerabat mereka, dan 64% mengatakan bahwa Instagram Stories membantu mereka untuk berkomunikasi secara langsung dengan teman dan keluarga.

Perkembangan ini memunculkan tren baru dalam sosial media, yakni konten bersifat sementara yang dikonsumsi dengan lebih cepat, secara lebih interaktif dan menggugah berkat format vertikal layar penuh, sehingga menghilangkan gangguan-gangguan lain di layar. Hal ini juga didukung dengan hasil survei dari Mobile Marketer pada tahun 2017 yang mengatakan bahwa 98% pengguna ponsel di dunia melihat konten di ponsel mereka secara vertikal, bukan horizontal.

Peluang Besar bagi Bisnis

Indonesia adalah salah satu negara dengan jumlah profil bisnis terbanyak (selain Amerika, Brazil, Rusia dan Inggris), dan 52% pengguna Instagram mengaku lebih tertarik terhadap sebuah brand atau bisnis setelah melihat konten mereka di Instagram Stories.

“Di Instagram, kami melihat kecepatan sebagai keuntungan, bukan keterbatasan,” kata Paul Webster, Product Marketing Manager, Instagram Asia-Pacific. “Sebagai bisnis, Anda harus memastikan kalau konten Anda ‘masuk’ secara natural ke dalam Instagram Stories, bagaimana visual dan narasi Anda dilihat oleh audiens saat mereka tengah menjelajahi Stories dari teman-teman mereka. Apakah mereka akan berhenti untuk berinteraksi dengan konten Anda?”

Melihat peluang ini, Instagram meluncurkan dua format baru untuk mempermudah bisnis dalam membuat konten promosi mereka di Instagram Stories. Pertama, format Carousel yang memungkinkan bisnis untuk menampilkan tiga konten secara berurutan dalam satu iklan. Untuk narasi yang lebih kompleks, gabungan beberapa “chapter” ini dapat menghasilkan kampanye iklan yang lebih efektif.

Kedua, jika Anda memiliki aset kreatif berbentuk horizontal, Instagram baru-baru ini meluncurkan fitur otomatis untuk mengubah iklan Anda menjadi format layar penuh untuk bisa ditayangkan di Stories. Anda tinggal mengunggah aset kreatif Anda ke laman Pengelola Iklan di Instagram, dan aset Anda siap ditayangkan dalam Stories secara otomatis

Instagram juga mempelajari bahwa 60% dari konten Stories ditonton dengan suara dinyalakan, sehingga dapat memperkuat narasi di konten visual Anda. Contohnya, Samsung Indonesia yang berhasil menarik perhatian konsumen millenial dengan menjalankan kampanye iklan Stories untuk seri Galaxy A 2017 terbarunya.

Kampanye ini ditargetkan untuk audiens Indonesia berusia 18 tahun ke atas untuk menjangkau sebanyak mungkin pengguna Instagram. Strategi konten imersif yang dibuat Samsung ini berhasil menjangkau lebih dari 22 juta orang dan meningkatkan ad recall hingga 9 poin, dan 7 poin niat pembelian.

“Samsung Indonesia sangat bangga menjadi salah satu dari brand pertama yang berhasil memanfaatkan popularitas Instagram yang terus bertumbuh. Instagram Stories adalah medium yang pas untuk identitas muda Galaxy A. Dengan kreatif yang didesain secara spesifik untuk Instagram Stories, kami memperkuat daya tarik Galaxy A di antara audiens sasaran kami,” kata Elvira Jakub, Director, Corporate Marketing, Samsung Indonesia.

Paul menambahkan, Indonesia merupakan negara yang penting bagi kami dan setiap hari kami dibuat terpukau dengan kreativitas yang dibagikan masyarakat Indonesia melalui Instagram Stories.

“Sebagai negara yang kaya akan kultur dan cerita, kami tak sabar melihat lebih banyak lagi bisnis di Indonesia meraih sukses dan menjalin keterlibatan yang erat dengan audiens mereka lewat cerita-cerita di Instagram,” pungkas Paul.

Related