Intip 6 Strategi Marketing Taylor Swift Dalam Peluncuran The Tortured Poets Department

marketeers article
Album Taylor Swift, The Tortured Poets Department. (Sumber: Instagram @taylorswift)

Taylor Swift baru saja merilis album ke-11 dalam kariernya yang bertajuk The Tortured Poets Department (TTPD), pada Jumat (19/4/2024) secara global dan sukses mencuri perhatian dengan strategi marketing yang dilakukan.

Sejak peluncurannya, album ganda itu telah menciptakan rekor baru dengan terjual sebanyak 1,4 juta unit secara tradisional di Amerika Serikat (AS) pada hari pertama peluncurannya. Bahkan, diketahui penjualan CD, kaset, vinyl, dan unduhan digital TTPD tersebut menjadi yang terbesar yang pernah terjadi di Amerika Serikat (AS).

Capaian ini tentu saja berkat strategi promosi jenius yang dilakukan oleh Taylor Swift. Belajar dari hal itu, berikut ini strategi marketing yang dilakukan oleh Taylor Swift untuk peluncuran The Tortured Poets Department, seperti dirangkum dari Forbes pada Selasa (23/4/2024),

BACA JUGA Campaign 3 Brand Ini “Tempel” Perilisan “The Tortured Poets Department” Taylor Swift

1. Pembuatan Narasi

Kemampuan Taylor Swift dalam merangkai cerita memang sudah tak perlu diragukan lagi. Bukan hanya melalui lagu-lagu yang diluncurkan, ia juga menghadirkannya pada setiap albumnya.

Setiap album Taylor Swift memiliki cerita unik dan benang merahnya tersendiri yang bisa penggemar kaitkan dan temukan petunjuk tentang cerita di balik album atau makna dari lagu-lagunya.

Belajar dari upaya tersebut, pemasar bisa merangkai cerita yang menarik seputar produknya dengan menekankan perjalanannya, tantangan yang dihadapi, dan value yang dimiliki.

Pendekatan ini dapat menciptakan hubungan emosional dengan audiens, sehingga menjadikan produk lebih mudah diingat dan berdampak.

2. Fan engagement

Musisi yang sudah mendunia ini juga dikenal begitu dekat dengan penggemarnya dan menciptakan komunitas. Ia membangun kedekatan dan rasa kebersamaan pada penggemarnya melalui aktivitas online maupun offline. Hal itu pun menjadi wadah bagi para penggemar untuk berbagi pengalaman mereka dan menciptakan buzz di media sosial.

Belajar dari strategi marketing yang dilakukan oleh Taylor Swift ini, marketer bisa berinteraksi dengan audiens melalui acara, konferensi, webinar, media sosial, dan platform lainnya untuk menciptakan pelanggan yang loyal.

BACA JUGA Lirik dan Makna Lagu Back To December dari Taylor Swift: Kisah Penyesalan

3. Surprise element

Bukan Taylor Swift rasanya jika tidak memberikan kejutan pada setiap karya-karyanya. Ia sering kali mengejutkan penggemarnya dengan elemen-elemen tak terduga, seperti lagu tambahan.

Bahkan, dalam album terbarunya, dia mengejutkan penggemarnya dengan menambahkan 15 lagu tambahan ke koleksi aslinya yang berisi 16 lagu dan diungkapkan selang dua jam setelah rilis.

4. Personal touch

Lirik lagu yang dibuat oleh Taylor Swift sering kali diambil dari pengalaman hidupnya, yang pada akhirnya sukses menciptakan ikatan yang kuat dengan penggemarnya. Hal ini menunjukkan bahwa suatu hal yang autentik atau orisinal lebih disukai dan lebih menarik bagi konsumen. 

Bahkan, strategi marketing yang dilakukan oleh Taylor Swift ini bisa berdampak terhadap loyalitas pelanggan.

5. Visual storytelling 

Desain sampul album dan merchandise Taylor Swift memainkan peran penting dalam branding-nya. Setiap album memperkenalkan tema unik, mulai dari sampul album, situs web, bahkan hingga merchandise konser.

Desainnya yang khas ini pun sukses memperkuat branding Taylor Swift. Hal ini menjadi pengingat bagi pemasar tentang pentingnya pada aspek estetika produk mereka untuk menetapkan brand identity yang kuat.

BACA JUGA You’re Losing Me dan 5 Lagu Taylor Swift tentang Mantan, Bikin Galau!

6. Adaptability

Kemampuan Swift untuk beradaptasi dengan tren di industri musik, seperti merangkul platform streaming dan merekam ulang album, menunjukkan pentingnya fleksibilitas.

Belajar dari Swift, penting bagi para pemasar untuk agile dalam menanggapi dinamika pasar dan tren konsumen, sehingga produk yang ditawarkan tetap relevan dan memiliki keunggulan yang kompetitif.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related