Investasi Harus Dimulai Saat Tidak Punya Uang

marketeers article

Banyak orang ingin menjadi lebih kaya, tetapi hanya sedikit yang mau untuk mulai berinvestasi. Jadi, sebenarnya untuk memiliki hidup lebih dari berkecukupan, investasi adalah suatu kewajiban.

“Harus ada lingkaran yang diputus dan mengerti bahwa investasi mesti dijadikan gaya hidup. Jangan menunggu untuk punya uang, mulailah dari sekarang,” ujar Head of Intermediary Schroders Indonesia Teddy Oetomo di Jakarta beberapa waktu lalu.

Teddy memberikan ilustrasi ekstrim di Amerika Serikat (AS) bahwa 44% dari pemenang undian bangkrut dalam lima tahun. Sementara 70%-nya lagi bangkrut dalam tujuh tahun. Pada kenyataannya, 10 juta pemenang undian kembali hidup bekerja dengan penghasilan yang hanya cukup untuk pengeluaran bulanan. Selain itu, ia juga mencontohkan bahwa 70% dari keluarga kaya kehilangan kekayaan mereka pada generasi kedua.

Pengalaman ini menyadarkan bahwa pada akhirnya cara mengelola dan menginvestasikan penghasilan saat inilah yang akan menentukan. Selain itu, Teddy menekankan bahwa memiliki tambahan uang lebih untuk berinvestasi tidak akan meningkatkan probabilitas dalam mengumpulkan kekayaan di masa yang akan datang.

“Ada contoh lain di AS  bahwa seorang petugas kebersihan dengan gaji tidak seberapa bisa mengumpulkan kekayaan sampai US$8 juta selama masa hidupnya dari manfaat bunga berbunga atas kepemilikannya di pasar ekuitas. Dari situ, ada pelajaran bahwa investasi tidak perlu menunggu ada uang. Tapi, menjadikan investasi sebagai bagian dari gaya hidup,” sambung Teddy.

Memulai gaya hidup itu memang tergolong sulit. Teddy mengasosiasikan dengan hobi. Seorang yang hobi jogging akan memberikan perhatiannya pada produk-produk sepatu olahraga. Sementara, pecinta travelling akan menghabiskan waktu luangnya untuk membaca majalah destinasi atau riset ke tempat-tempat baru.

Teddy menegaskan jika investasi sudah dijadikan gaya hidup, rasa disiplin untuk terus berinvestasi itu akan timbul dengan sendirinya. Terutama, bagi mereka yang menyukai untuk berinvestasi, waktu luang mereka akan semakin digunakan untuk mempelajari produk-produk investasi.

“Bagaimanapun juga, berinvestasi tidak memerlukan modal awal yang sangat besar. Di Indonesia, persyaratan minimal untuk berinvestasi dalam instrumen-instrumen keuangan tertentu seperti reksadana, adalah tidak besar, yaitu  Rp 100.000 atau kurang dari US$10,” tutup Teddy.

Editor: Eko Adiwaluyo

Related