IRSA 2017 Angkat Permasalahan Transportasi Umum dan Pedestrian

marketeers article

Salah satu faktor penyebab tingginya angka kecelakaan Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ) adalah peningkatan pertumbuhan kendaraan pribadi terutama sepeda motor. Tingginya laju pertumbuhan kendaraan pribadi terutama di perkotaan seperti DKI Jakarta tidak dapat dicegah. Kenaikannya dapat mencapai 12% per tahunnya.

Sedangkan jenis kendaraan pribadi yang mengalami kecelakaan lalu lintas pada tahun 2016, berdasarkan data Korlantas Polri, didominasi oleh kendaraan roda dua yang mencapai angka 72%. Jumlah sepeda motor yang mengalami kecelakaan lalu lintas pun mengalami peningkatan yang cukup signifikan pada rentang waktu 2010 – 2016, jumlahnya meningkat lebih dari tiga kali lipat.

Hal ini dapat disebabkan oleh pertumbuhan jumlah kepemilikan sepeda motor di Indonesia yang sangat pesat dalam 10 tahun terakhir.  Ditambah masih kurang optimalnya upaya peningkatan keselamatan lalu lintas yang ditujukan khusus pengendara sepeda motor.

Kemudian,  menurunnya minat masyarakat dalam menggunakan angkutan umum juga menjadi faktor penyebab tidak langsung tingginya kecelakaan lalu lintas. Faktor penyebabnya adalah menurunnya tingkat pelayanan angkutan umum. Kualitas sarana dan prasarana angkutan umum terutama di tingkat kota dan kabupaten saat ini masih dibawah standar pelayanan minimum.

Selain itu, fasilitas pejalan kaki juga belum mendapat perhatian khusus oleh pemerintah kota dan kabupaten. Pejalan kaki merupakan kelompok pengguna jalan yang rentan menjadi obyek kecelakaan. Tidak hanya menjadi korban kecelakaan, kasus kecelakaan pejalan kaki juga marak dipicu oleh perilaku pejalan kaki yang tidak tertib, seperti menyebrang jalan tidak pada jembatan penyeberangan jalan atau zebra cross.

Kedua faktor tersebut diatas yang berkontribusi dalam meningkatkan kecelakaan LLAJ diangkat sebagai topik Sharing Session Indonesia Road Safety Award (IRSA) 2017. Sharing Session IRSA merupakan forum diskusi antar pemerintah kota dan kabupaten yang menjadi finalis IRSA 2017 dengan instansi terkait jelang penentuan ajang penghargaan IRSA 2017.

Sharing session ini merupakan bagian dari perjalanan penyelenggaraan IRSA sejak dua tahun lalu. Tentunya kami sangat antusias dapat menyediakan forum untuk mempertemukan pemerintah kota dan kabupaten finalis dengan instansi terkait. Dengan adanya sharing session ini, menjadikan IRSA yang tidak hanya sekedar penghargaan melainkan mampu merangkul berbagai pihak untuk saling bersinergi mewujudkan zero accident di Indonesia,” kata Indra Baruna, Direktur Utama Adira Insurance.

Selama penyelenggaraannya, IRSA telah bekerja sama dengan 5 pilar keselamatan LLAJ, diantaranya Kementerian PPN/BAPPENAS, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Perhubungan, Kepolisian dan Kementerian Kesehatan. Kolaborasi ini merupakan langkah positif sebagai bentuk sinergi berbagai pihak untuk bersama-sama mendorong pelaksanaan penerapan tata kelola keselamatan jalan yang baik di Indonesia.

Ajang IRSA itu sendiri merupakan wujud apresiasi kepada kota dan kabupaten terbaik dalam hal penerapan tata kelola keselamatan jalan. IRSA merupakan rangkaian dari program corporate social responsibility Adira Insurance yang bertajuk kampanye I Wanna Get Home Safely!. Di tahun 2017, tercatat sebanyak 120 kota dan kabupaten yang ikut serta dalam IRSA 2017. Dari 120 peserta, terpilih 23 kota dan kabupaten yang menjadi finalis IRSA 2017.

    Related