Jangan Lupakan Tiga Hal Ini dalam Membuat Business Model Canvas

marketeers article

Berdasarkan data Facebook, We are Social, Line, dan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), penetrasi internet dan pertumbuhan industri mobile di Indonesia menjadi penggerak utama pertumbuhan e-commerce. Google dan Tamsek memprediksi, pertumbuhan ini akan mencapai US$ 46 miliar pada tahun 2025. Kian kompetitifnya bisnis di Indonesia menuntut pebisnis untuk menentukan model bisnis yang ideal, dan Business Model Canvas merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan.

Head of Online Marketing Lazada Indonesia Haikal Bekti berpendapat, perencanaan yang matang sangat diperlukan dalam melakukan bisnis. Ia menambahkan, Business Model Canvas merupakan model yang cukup sederhana namun bekerja dengan baik dalam aplikasinya.

Salah satu pengusaha yang menggunakan model bisnis ini adalah Abie Abdillah, Founder of Studiohiji Kreasi Indonesia. “Saya menggunakan model bisnis ini dalam memulai bisnis Studiohiji. Model bisnis ini dapat membantu dalam merumuskan langkah yang tepat sekaligus mengetahui apa yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan perusahaan,” kata Abie.

Lebih jauh Haikal menjelaskan, paling tidak terdapat tiga unsur utama yang dapat dimasukkan ke dalam Business Model Canvas, yaitu Competitive AssortmentFindability, dan Push the World.

Competitive Assortment memungkinkan Business Model Canvas mendeskripsikan spesifikasi produk yang akan dijual. Produk yang dijual harus memiliki keunggulan atau diferensiasi dari produk lain sehingga dapat bersaing di pasar yang kompetitif. Dalam hal ini, pelaku bisnis harus memahami manfaat produk, memastikan kualitas yang baik, dan mengetahui target market.

Setelah mengetahui manfaat produk yang akan dijual serta menemukan diferensiasinya serta siapa target marketnya, maka tahap selanjutnya adalah memastikan bahwa produk tersebut mudah ditemukan (findability). Pastikan produk yang akan dijual dapat ditemukan dalam situs-situs e-commerce yang menghasilkan traffic tinggi.

Hal terakhir yang harus terkandung dalam model bisnis ini disebut Haikal dengan istilah “Push the World”. Maknanya, pelaku bisnis harus mengeksplor berbagai strategi marketing melalui berbagai channel yang ada, contohnya menggunakan Google Display Network. “Poin terakhir ini hanya akan bekerja jika pelaku bisnis mengetahui bagaimana cara melakukan track performance end to end,” terang Haikal.

Related