Jawab Tantangan 2015, Panasonic Andalkan Teknologi

marketeers article
Isu global seputar pemanasan global dan penipisan ozon sudah menjadi isu serius. Salah satu upayanya adalah pemberlakuan peraturan kepada para pemain bisnis terkait. Salah satunya, seperti yang dibuat oleh pemerintah Indonesia dengan pelarangan penggunaan bahan perusak ozon HCFC-22 di bidang perindustrian dan perdagangan. Untuk menjawab itu, Panasonic salah satu produsen air conditioner (AC), menghadirkan lini produk untuk tahun 2015 dengan standar tersebut dan didukung oleh teknologi yang mereka miliki.
 
Untuk produk AC, pemerintah hanya mengizinkan penggunaan zat pendingin yang tidak mengandung Hydrochlorofluorocarbon (non-HCFC). Pemerintah merekomendasikan refrigerant R32 yang lebih ramah lingkungan, serta memiliki Potensi Penipisan Ozon 0 (nol) dan Potensi Pemanasan Global 1/3 dari zat pendingin R22. “Pemerintah per 1 Januari telah menyatakan bahwa produsen tidak lagi boleh mendistribusikan dan memproduksi produk dengan refrigerant R22,” ujar Hiroyoshi Suga, President Director PT Panasonic Gobel Indonesia dalam acara National Launch AC Panasonic di Hotel Mulia, Kamis (22/01/2015).
 
Menjawab itu, Panasonic meluncurkan model AC terbaru melalui 24 lini produk, seperti AC berbasis R32 dan empat model AC berbasis R410A dengan teknologi iAuto-X. Sebagai pemimpin pasar AC di Indonesia dengan pangsa pasar 24%, Panasonic menjadi pionir produsen AC R32 secara lokal di Indonesia. Mengandalkan teknologi yang mereka miliki, Panasonic optimistis pada tahun ini dapat mempertahankan posisinya di pasar.
 
“Lini produk 2015 AC Panasonic ini telah mendapatkan sertifikasi non-HCFC sehingga tidak merusak ozon. Untuk meningkatkan kualitas, kami kerap menjalin kerjasama dengan perusahaan Nippon Steel & Sumitomo Metal untuk menciptakan casing pelindung anti karat pada outdoor unit AC Panasonic dengan bahan SuperDyma (bahan yang lebih kuat dan  tidak menggunakan cat),” ujar Heribertus Ronny, Product Manager AC Panasonic.
 
Lini produk 2015 Panasonic ini juga dilengkapi dengan dua Human Friendly Technology, seperti Inverter dengan teknologi iAuto-X yang merupakan fitur pendinginan yang lebih cepat hingga 35%. Selain itu, teknologi ini mampu menciptakan comfort cooling dengan menghindari direct flow semburan udaranya sehingga mengurangi risiko masuk angin kepada penggunannya. Panasonic juga tetap mengandalkan teknologi lainnya seperti Econavi yang mampu menghemat energi hingga 65%. 
 
Untuk menghasilkan udara yang lebih bersih, Panasonic menyematkan Advance Air Purifier Nanoe-G. Dengan teknologi ini, riset yang mereka menyatakan teknologinya mampu menonaktifkan bakteri dan virus H1 N1 (Flu Babi). “Kami optimistis dengan teknologi ni mampu mendongkrak kembali pertumbuhan bisnis ini. Pada tahun 2014, pertumbuhan bisnis kami mencapai 118%,” kata Ronny.
 
Optimise Ronny ini didukung oleh pertumbuhan kelas menengah dan tren bisnis properti yang akan menggeliat pada 2015. Ditambah lagi dengan rencana pemerintah yang akan membangun 1.000 rumah pada tahun ini. Untuk memaksimalkan potensi ini, Panasonic akan mengandalkan alat-alat promosi dan iklan. Dengan menggunakan iklan koran, TV di 60 spot, 400 spot di kanal radio, Panasonic melakukan kampanye pemasarannya. Selain itu, Panasonic juga akan memperkuat jaringan distribusinya.
 
Ronny menambahkan, pertumbuhan kelas menengah saat ini seiring dengan meningkatnya daya beli yang cukup kuat. Saat ini, mayoritas masyarakat minimal satu rumah memiliki  satu unit AC. Kebutuhan AC secara nasional menurut Ronny telah mencapai dua juta unit. Jika konsumen memelihara AC mereka secara telaten, AC secara normal dapat bertahan hingga  tujuh tahun. Melihat potensi ini semua, Ronny mematok target pertumbuhan 120% dibanding tahun 2014 dengan pangsa pasar 26 – 27% dari total penjualan AC Nasional.

Related