Jaya Setiabudi: Bangkrut Itu Sudah Biasa

marketeers article

Sebagai pengusaha Jaya Setiabudi sudah berkali-kali jatuh bangun dalam membangun bisnis. Entah sudah berapa miliar kerugian yang ia dapatkan. Namun, dari semua itu Jaya Setiabudi berhasil bangkit dan mengambil hikmah dari setiap kegagalan yang ia alami.

Menjadi pengusaha adalah keinginan Jaya Setiabudi. Keinginan itu sudah ada jauh sebelum Jaya Setiabudi tahu bagaimana cara agar menjadi seorang pengusaha. Pertama kali ia mencoba menggeluti bisnis di bidang industrial supply. Berbekalkan modal Rp 4,5 juta bersama kedua rekannya, bisnis pertamanya hanya dalam waktu tiga bulan berhasil bangkrut.
 
Ia juga mengembangkan bisnisnya ke sektor warung makan, desain grafis, distribusi otomotif. Sayangnya bisnis ini semua gagal.
 
“Wah, saya ini sering sekali bangkrut. Waktu umur 30 tahunan saya merugi Rp 1,8 miliar. Tiga tahun lalu saya merugi Rp 3,5 miliar. Rugi itu sudah biasa buat pengusaha,” ujarnya santai.
 
Baginya bangkrut adalah sebuah proses untuk bisa merendahkan hati. Dalam menjalankan bisnis menurutnya selalu dikelilingi oleh banyak dimensi dan faktor. Bahkan faktor-faktor tersebut terkadang berada diluar kuasa manusia.
 
“Saya membagi faktor tersebut menjadi tiga. Manusia, bumi, dan langit. Faktor manusia dan bumi adala faktor yang berasal dari kita. Sementara faktor langit adalah faktor yang berada diluar nalar kita,” jelasnya.

    Related

    award
    SPSAwArDS