JOOX Mulai Mencari Pundi-Pundi Iklan

marketeers article

Aplikasi musik streaming asal China JOOX mulai sigap melakukan monetisasi di Indonesia. Sejak hadir pada Oktober 2015, JOOX mengklaim telah menjadi aplikasi musik streaming yang paling banyak diunduh di Indonesia.

Karenanya, JOOX mengundang sekitar 300 brand yang beroperasi di dalam negeri untuk mendengarkan presentasi sejauhmana JOOX mampu menjadi platform yang efektif bagi pengiklan. Sayangnya, dalam acara yang berlangsung di klub mewah di bilangan SCBD itu, JOOX tak mau buka-bukaan soal angka penggunanya di Indonesia selama ini.

“JOOX telah terinstal sebanyak 70 juta di seluruh dunia selama ini,” kata Benny Ho, Senior Director of Business Development Tencent kepada Marketeers.

Benny mengungkapkan, sedari awal membuka layanannya di Indonesia, ia telah “pede” menjual lahan iklan kepada para brand, sejalan dengan strateginya meraih banyak pengguna. Maklum saja, model bisnis layanan musik streaming seperti JOOX didapat dari dau cara: pengguna yang berlangganan setiap bulan, dan perusahaan yang beriklan di platform tersebut.

Nampaknya, untuk urusan pengguna berlangganan atau subscribers, negara berkembang seperti Indonesia masih sulit dijadikan revenue utama. Selain karena masih banyak konsumen ingin mendengar musik secara gratis, faktor lainnya karena metode pembayaran masih memanfaatkan kartu kredit.

Benny Ho, Senior Director of Business Development Tencent

Tak heran, pemain bisnis ini menggandeng kemitraan dengan perusahaan telko untuk memberikan layanan berlangganan dengan cara potong pulsa. “Ada alasan mengapa beriklan di platform musik streaming lebih efisien dan efektif ketimbang di kanal media lain, seperti televisi atau media cetak,” terang Benny.

Ia bilang, meskipun porsi belanja iklan di televisi menguasai 60%, namun audiens millennials yang didapat dari televisi hanya 35%. “Bandingkan dengan digital, meski belanja iklannya baru 17%, namun berhasil meraih 30% pelanggan millennials,” tutur pria asal Hong Kong itu.

Oleh sebab itu, lanjut Benny, bagi brand yang menargetkan millennials, televisi bukan tujuan utama yang mesti dituju. Melainkan, digital-lah yang harus mereka sasar. Adapun beberapa jenis iklan yang ditawarkan JOOX antara lain banner, flash screen, iklan audio, iklan video, dan download ad (CPI).

Di ranah digital, mendengarkan musik menjadi rutinitas kaum millennials di Indonesia. “Sepertiga waktu millennials di digital adalah mendengarkan musik, dengan rata-rata sehari sebanyak 72 menit,” paparnya lagi seraya mengatakan sekitar 70% pengguna JOOX adalah kaum millennials.

Editor: Sigit Kurniawan

Related