KADIN: Menekan Biaya Logistik Bukan Sebatas Bangun Infrastruktur

marketeers article

Sektor logistik menyumbang sekitar 7,16%  pada produk domestik bruto (PDB) Indonesia. Sayangnya, rasio biaya logistik di Indonesia di tahun 2016 masih mencapai 24% dari PDB negara ini. Angka ini sudah lebih rendah dari tahun-tahun sebelumnya berkat gencarnya pembangunan infrastruktur yang dilakukan Pemerintahan Joko Widodo atau Jokowi.  K

Namun, rasio biaya logistik tersebut masih tetap lebih tinggi dibandingkan negara-negara lain seperti Malaysia yang hanya 15%, Korea Selatan sebesar 16,3%, Jepang 10,6%, dan Amerika Serikat 9,9%. Padahal, bila negara ini bisa menurunkan biaya logistik hingga 20%, daya saing negara ini akan semakin meningkat. Peningkatan daya saing ini tentunya bisa menarik investasi lebih besar, sehingga terjadi pemerataan pembangunan yang menciptakan pemeratan pendapatan.

Lalu, bagaimana agar rasio biaya logistik bisa semakin rendah? Menurut  Rico Rustombi, Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia bidang Logistik dan Supply Chain, menekan biaya rendah bukan semata-mata dengan membangun infrastruktur. Pembangunan infrastruktur adalah salah satu jalan saja.

“Untuk menekan biaya logistik yang diperlukan adalah adanya atau dimilikinya kesamaan platform untuk memperkuat sektor logistik. Artinya, ada cara pandang yang sama dari pemerintah pusat hingga daerah dan semua pihak yang terkait dalam sektor logistik,” kata Rico, saat konferensi pers ITLMW 2017, hari ini, (05/10/2017).

Ia menambahkan, Indonesia pada dasarnya sudah memiliki Sislognas atau Sistem Logistik Nasional sejak tahun 2012. Namun, hingga saat ini implementasinya belum efektif. Sislognas ini sebenarnya sejalan dengan program Tol Laut yang dicanangkan Presiden Jokowi.

Sejauh ini pun Tol Laut juga belum terlalu efektif. Terlihat dari load factor yang sangat mencolok perbedaannya. Kapal yang berangkat dari Jakarta ke Papua load factor-nya bisa mencapai 90%. Sebaliknya, ketika kembali ke Jakarta load factor hanya sekitar 40% saja.

Menurut Rico, KADIN telah melakukan kajian dan menemukan ada enam hal yang bisa menekan tingginya biaya logistik. Pertama, pemetaan komoditas unggulan daerah, terutama di Kawasan Indonesia Timur. Adanya komoditas unggulan yang bisa diangkut kapal ini bisa meningkatkan load factor.

Faktor kedua, pembangunan infrastruktur yang langsung mendukung sektor logistik. Ketiga, regulasi yang jelas dari pemerintah pusat hingga daerah. Keempat, peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang logistik. Kelima, inovasi teknologi untuk membuat sistem logistik lebih efisien. “Faktor terakhir itu lain-lain, seperti transparansi birokrasi dan meminimalkan pihak-pihak yang tidak memiliki kompetensi di bidang logistik agar tidak terlibat jauh,” ujar Rico.

Selain itu, menurutnya, pemerintah perlu melakukan studi kelayakan yang terencana untuk mengurangi biaya logistik, sehingga disparitas harga dapat diakhiri. Dengan demikian, target yang ingin dicapai pemerintah adalah mengurangi biaya logistik dari 24% menjadi 19,2% di tahun 2019 bisa tercapai.

“Hal ini dapat dimulai dengan pembentukan sebuah kelompok kerja yang terdiri dari elemen pemerintah, akademisi, dan pelaku usaha, sehingga implementasi proyekproyek transportasi yang berimplikasi kepada unsur logistik dan supply chain dapat bersama-sama dikawal secara sungguh-sungguh,” terangnya.

ITLMW 2017

KADIN Indonesia melihat industri transportasi, logistik dan maritim akan menjadi tulang punggung pembangunan negara ini. Sehingga, untuk keempat kalinya KADIN Indonesia menggelar  pameran dan konferensi untuk industri transportasi, logistik & maritim di Indonesia, yang bertajuk Indonesia Transport, Logistics & Maritime Week (ITLMW) 2017.

Acara ini akan diselenggarakan pada tanggal 10 hingga 12 Oktober 2017 di Jakarta International Expo, Kemayoran. ITLMW 2017 bertujuan menjadi suatu wadah komunikasi industri dan peluang bisnis yang didedikasikan untuk sektor transportasi, logistik dan maritim di Indonesia guna memajukan infrastruktur, transportasi dan logistik.

“Kegiatan ini siap menjadi tempat para pelaku industri baik lokal maupun internasional dapat berkumpul untuk membahas isu, jaringan, strategi serta menciptakan peluang bisnis baru. Kami juga optimistis forum ini dapat menjadi salah satu ajang untuk melakukan kampanye pemasaran yang efektif,” kata Rosan P. Roeslani Ketua Umum KADIN Indonesia.

Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia Bidang Perhubungan Carmelita Hartoto, menambahkan bahwa ITLMW 2017 dapat menjadi sebuah momentum yang tepat untuk menampilkan kemajuan sektor transportasi yang ada di Tanah Air, baik itu transportasi udara, darat, dan laut, hingga peran kemajuan teknologi dalam menciptakan integrasi di dalamnya.

“Semua pemangku kepentingan dapat melakukan benchmarking yang berkelanjutan untuk membangun sebuah sistem transportasi yang efisien. Pemerintah, dalam hal ini, membutuhkan studi yang menyeluruh terhadap potensi ekonomi di setiap wilayah di tanah air, sehingga moda transportasi yang dibangun cocok dengan potensi ekonomi daerah masing-masing,” tambah Carmelita.

 

    Related