Kafe Teh Populer Asal Jepang Coba Peruntungan di Indonesia

marketeers article

Ketika pasar Indonesia diramaikan dengan bisnis perkopian, pemain kafe spesialis teh asal Jepang justru masuk ke Indonesia. Chavaty yang baru diluncurkan di Jepang tahun lalu dengan cepat menarik banyak pembeli yang bahkan rela mengantre satu hingga dua jam. Sukses di Jepang, Chavaty mencoba peruntungan di pasar Indonesia. Lantas, kenapa Chavaty tak memilih Singapura yang kerap menjadi hub bagi pemain asing sebelum masuk ke Indonesia?

Berlokasi di lantai lima Plaza Indonesia, Chavaty menempati sebuah ruangan seluas 53 meter persegi. Tak terlalu luas, Chavaty ingin merepresentasikan kedekatan dan kehangatan dari ruang kecil yang mereka sediakan. Didesain serupa dengan kafe pertama mereka di Jepang, Chavaty di Indonesia diharapkan dapat mengulang kesuksesan yang sama seperti bisnis Chavaty di Jepang.

“Di Omotesando, Jepang, para pengunjung rela mengantre rata-rata satu hingga dua jam untuk membeli produk kami. Di sini, kami membawa konsep yang tak jauh berbeda dengan Jepang ditambah sedikit penyesuaian rasa untuk lidah orang Indonesia,” ungkap Reino Barack, Mitra Bisnis Chavaty Indonesia.

Ketika ditanya mengenai alasan memilih Indonesia, Reino meyakini sebenarnya ada pasar pemium teh di Indonesia meski pasar perkopian lebih menjamur.

“Saya banyak mendapat tawaran untuk berinvestasi di dunia kopi, namun menurut saya teh lebih menarik. Teh tidak dieksploitasi dan dapat di-branding dengan baik. Secara strategi pemasaran pun lebih mudah karena ada banyak orang yang meminum teh,” jelas Reino kepada Marketeers.

Sementara perihal lokasi, Reino memilih Plaza Indonesia dibandingkan stand alone di luar mal. “Alasannya simpel, dibutuhkan modal yang cukup besar untuk menyewa satu buah ruko di kawasan yang strategis. Dan satu hal lagi, kami mengincar traffic dari para pengunjung mal,” ujar Reino.

Bicara soal menu yang ditawarkan, Chavaty menggunakan seluruh bahan baku teh asal Jepang. Menu yang disajikan terdiri dari straight tea hingga ragam campuran teh dengan susu. Chavaty juga menggandeng  Executive Pastry Chef untuk menghadirkan sejumlah menu di Indonesia, seperti Tiramisu dengan Ceylon Tea, Snow Shake, dan Tea Jelly Latte. Harga yang dibanderol berkisar Rp 32 ribu – Rp 70 ribu.

Namun, Chavaty menghadirkan sejumlah menu spesial yang disesuaikan dengan lidah mayoritas konsumen Indonesia. “Perilaku konsumen Indonesia dan Jepang dalam meminum teh terbilang cukup unik. Konsumen Indonesia menyukai gaya yang trendy, misalnya mencampur teh susu dengan jelly atau tapioka. Kami kemudian melakukan penyesuaian ini dengan menyediakan beragam pilihan topping dan takaran yang sedikit lebih manis dibandingkan resep asli kami di Jepang,” papar Reino bersama Brand Manager Chavaty Indonesia Tamae Ogasarawa.

“Kami optimistis mampu menjadi brand teh yang konsisten menghadirkan cita rasa otentik. Jika bisnis kami di Indonesia berhasil, kami berencana membuka satu kafe berikutnya di Arashiyama, Kyoto,” ungkap Tamae.

Editor: Sigit Kurniawan

Related