Kamu Boleh Resign Dari Pekerjaan, Asal….

marketeers article
resign

Bohong bila ada pegawai yang mengaku selalu fun di tempat kerja. Setiap pekerja pasti pernah mengalami ‘bad day’ dalam pekerjaan mereka. Entah pekerjaan yang membosankan, bos galak, lingkungan kurang kondusif, jarak tempuh ke tempat kerja yang jauh, hingga memang sudah tidak adanya kecocokan antara pekerjaan dan kamu. Apakah resign jadi solusinya?

Sebelum kamu memutuskan untuk resign, ada baiknya kamu memikirkan matang-matang terlebih dahulu. Karena bagaimanapun, begitu kamu keluar dari pekerjaan yang sekarang, penghasilan dari kantor otomatis terhenti. Tapi bila memang sudah tak tertahankan, ya apa boleh buat, resign memang bukan hal yang berdosa untuk dilakukan. Nah, Marketeers punya beberapa hal yang perlu kamu pertimbangkan sebelum akhirnya memutuskan untuk keluar kerja.

Pertama, kamu diterima di perusahaan yang lebih besar. Sangat wajar bila Millennials seperti kamu punya sifat yang tak pernah puas, selalu mencari penghidupan yang lebih baik dan lingkungan yang lebih nyaman. Bila memang dirasa rumput tetangga lebih hijau, jangan cuma iri, kenapa tidak ikut menggarap?

Mungkin bisa lebih besar, tapi lagi-lagi jangan asal. Pikirkan lagi, apakah perusahaan baru yang kamu lamar itu memang benar-benar memberikan kesejahteraan atau tidak. Benar-benar memberikan lingkungan kerja yang lebih nyaman atau tidak. Penghasilan kamu lebih besar atau tidak. Bila hal tersebut sudah terpenuhi

Kedua, pekerjaan saat ini tidak membuat kamu berkembang. Trump pernah bilang, “Avoid your comfort zone. It’s probably outdated anyway.” Saat di kantor, kamu pasti pernah merasa bosan dengan rutinitas harian. Bila kamu memang bukan orang yang suka dengan zona nyaman, pasti sudah bosan dengan rutinitas harian yang itu-itu aja dan tidak ada perkembangan. Ya kan?

Dalam suatu pekerjaan, memang ada waktunya kamu ingin mengembangkan bakat selain mengerjakan pekerjaan harian yang berulang-ulang dan itu-itu saja. Bisa-bisa kamu kaya gajah sirkus yang bisa bukan karena berbakat, tetapi bisa karena melakukannya terus-menerus. Bila kamu berada di level ini, tak ada alasan kamu untuk tetap tinggal di perusahaan sekarang, let your soul fly and free. Kejar apa yang menjadi impianmu dengan bakat baru atau bakat lama yang terpendam? Who knows?

Ketiga, menurut seorang Profesor dari Korea Ki-Chan Kim dengan konsepnya Humane Entrepreneurship, “kebahagiaan pegawai adalah kebahagiaan konsumen.” Menurutnya tempat kerja harus nyaman, jangan sampai ada tekanan yang berlebihan. Ingat, ini kantor dan bukan panci bertekanan. Suasana yang nyaman dengan lingkungan rekan kerja yang kondusif memang menjadi mimpi kebanyakan pegawai bekerja di suatu perusahaan.

Tapi, bagaimana bila kondisi kondusif itu benar-benar hanya mimpi? Bos galak keterlaluan, rekan kerja tidak koperatif, situasi kantor tidak nyaman, dan banyak hal lain membuat kamu tidak nyaman bekerja dan mengeluarkan bakat-bakatmu untuk pekerjaan, tidak ada salahnya kamu mulai mencari pekerjaan baru. Syukur-syukur kamu bisa dapat perusahaan yang lebih baik seperti poin pertama.

Keempat, kamu buka usaha sendiri. Banyak pegawai yang awalnya cuma iseng jualan online, eh malah keterusan karena hasil dari jualan online lebih besar daripada gaji di pekerjaan kamu. Saat bisnis yang awalnya sampingan ini terus membesar, tentunya kamu tak bisa lagi mengelolanya bila masih terjebak dalam penjara jam kantor nine-to-five. Bila kamu ada di posisi ini, kamu dihadapkan dua pilihan. Buka usaha dengan penghasilan lebih besar tapi tidak menentu, atau penghasilan pasti tapi secukupnya.

Kesimpulannya, pilihan ada di tangan kamu, tak ada salahnya juga kamu keluar dari pekerjaan sekarang, siapa tahu dengan kamu fokus mengelolanya, bisnis kamu bisa semakin membesar dan lebih bisa mencukupi semua kebutuhan. Plus, bisa dikerjakan dari rumah.

Kelima, kamu dinikahi anak Raja Salman. Dengan kekayaan tak kurang dari USD 18 miliar, sudah pasti kamu tidak akan terlantar bahkan sampai keturunan kamu yang sekian. Bila sudah begini, buat apa kamu mempertahankan pekerjaan kamu sekarang? Resign aja dan nikmati. 🙂

Namun, sekali lagi, untuk memutuskan keluar pekerjaan kamu sekarang, diperlukan perhitungan yang benar-benar matang. Jangan hanya mengandalkan ego dan emosi semata. Ingat, masa depan kamu dipertaruhkan di sini. Bila memang ingin kembali bekerja, lihat bibit bebet bobot perusahaan yang akan kamu lamar.

Bila memang ingin berwirausaha, pikirkan cara untuk mengembangkannya, jangan puas hanya bisa menghasilkan saja, pikirkan pengembangannya. Tapi, bila kamu nyaman di tempat kerja sekarang, bos baik, lingkungan kerja nyaman, sistem perusahaan baik, gaji sangat mencukupi plus kamu diberikan kesempatan untuk mempelajari hal baru.  Marketeers ucapkan selamat! Karena kamu sudah menjadi orang yang sangat beruntung. Lihat berapa pelamar yang berbondong-bondong kesulitan mencari pekerjaan.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

    Related