‘Kantin Supir’, Surga Tersembunyi Bandara Changi

marketeers article
Sumber: CNN News

Singapura telah menjadi destinasi wisata favorit masyarakat Indonesia. Letaknya yang dekat membuat negara ini kerap disinggahi warga tanah air. Namun, ada satu tempat yang menjadi hidden gems para turis mancanegara, khususnya para foodie. Lokasi yang jauh dari kesan istimewa.

Sebelum pelancong hendak kembali ke negerinya, ada satu tempat tersembunyi yang bisa dieksplorasi di Bandar Udara Changi sembari menunggu jadwal penerbangan. Jauh dari kesan glamor yang melabeli bandara terbesar itu, tersembunyi sebuah tempat di bawah parkir terminal yang menyimpan rahasia sebuah santapan yang bermartabat. Ia adalah kantin para staf.

Lokasi kantin staf ini bersemayam di lantai bawah dari terminal 1 dan 2 Bandara Changi. Meski tak ada marka spesifik, tempat ini sudah dikenal dari mulut ke mulut sebagai kantin yang tak hanya didedikasikan bagi para awak dan kabin pesawat, melainkan juga menjadi destinasi kuliner favorit bagi para penumpang pesawat yang kebanyakan adalah para wisatawan mancanegara.

Yang membuat kantin ini begitu populer adalah selain menu-menu yang ditawarkan begitu otentik, juga harga yang diberikan sangatlah murah. Tidak hanya termurah di antara deretan tenan kuliner di Bandara Changi, melainkan juga diklaim termurah seantero Singapura.

Di sana, terdapat aneka jenis makanan mulai dari makanan halal, vegetarian, Korea, Vietnam, Malaysia, China, Barat, dan tentu saja makanan khas Singapura. Harganya? Cukup dengan mengalokasikan anggaran S$ 1,4 hingga S$ 3 saja (Rp 13.000-Rp 28.000), kamu sudah merasa kenyang dibuatnya.

Kendati hadir tanpa pendingin udara, kantin staf ini selalu dipadati oleh banyak orang dari latar belakang yang beragam. Kamu akan dengan mudah melihat sekuriti, cabin crew, pilot, turis backpacker, hingga mereka yang menjinjing tas Hermès sekalipun juga tak sungkan makan di tempat ini.

Rekomendasi sederhana di atas sebenarnya membuktikan bahwa mengunjungi Singapura -yang dianggap sebagai negara dengan biaya hidup termahal- tidak lah semahal yang dipikirkan. Sebab, ketika traveling, yang terpenting adalah bukan seberapa banyak uang yang dihabiskan. Melainkan, bagaimana orang itu menghabiskan uang tersebut dengan cara yang tepat. Dengan begitu, traveling menjadi lebih bahagia. Bukan demikian?

Editor: Sigit Kurniawan

 

Related