Kejar Nike dan adidas, Puma Genjot Sektor Perempuan

marketeers article

Setelah menggaet penyanyi RnB ternama Rihanna, dan ratu Snapchat Kylie Jenner, produsen apparel olahraga Puma, mencoba kembali menghadirkan nama-nama besar dalam dunia pop sebagai ikon dari produknya. Menjelang akhir tahun, Puma resmi menjalin kerjasama dengan model, Cara Delevingne, dan penyanyi tersohor The Weeknd.

Cara Delevingne menjadi ikon puma untuk mendorong penjualan pada segmen perempuan. Cara Delevingne bergabung bersama Rihanna dan Kylie Jenner. Saat ini, Puma sedang rajin melancarkan kampanye Do You, sebuah kampanye yang ditujukan untuk meningkatkan rasa percaya diri di kalamgan perempuan.

“Kampanye Do You tentang kepemilikan diri sendiri. Hal ini merupakan tentang menerima siapa diri Anda, tidak peduli apa yang ada pada diri Anda. Do You adalah tentang mencari kebenaran dan terikat dengannya. Sama merasa hal ini amat spesial karena berarti sekali,” ujar Cara seperti dikutip dari Highsnobiety.

Sementara itu penyanyi The Weeknd yang terkenal dengan gaya street style ini mewakili kampanye SportStyle Puma yang akan datang, “Run The Streets”. The Weeknd sendiri akan merepresentasikan koleksi SportStyle Puma terbaru, mulai dari koleksi IGNITE evoKNIT dan IGNITE Limitless footwear dan juga Evo Apparel.

Dalam video klip terbarunya, Starboy, The Weeknd menanggalkan rambut gimbal yang menjadi ciri khasnya, dan menggunakan sepasang sepatu Puma. The Weeknd sendiri sebelumnya pernah melakukan kolaborasi bersama desainer ternama Alexander Wang.

Salah satu strategi yang digencarkan Puma untuk bisa menyaingi nama besar adidas dan Nike, adalah dengan menyasar pada segmen wanita. Hal ini bisa dilihat dengan seringnya Puma merangkul ikon-ikon wanita masa kini.

Bjørn Gulden, CEO Puma cukup puas dengan angka penjualan yang mereka raih pada awal tahun 2016. Ia mengakui bahwa produk-produk wanita juga mendapatkan perhatian yang besar dari konsumennya.

“Peluncuran produk dan beragam kampanye yang kami hadirkan telah membuahkan hasil yang baik,” pungkas Bjørn Gulden.

Editor: Sigit Kurniawan

Related