Kembangkan Pasar, Intrajasa Siapkan Beragam Inovasi

marketeers article
Ilustrasi: 123RF

Bisnis remitance atau pengiriman uang di Indonesia masih memiliki potensi yang sangat besar. Mengingat, hingga saat ini masih banyak orang di negara ini yang belum memiliki rekening bank. Menurut Bank Dunia, baru sekitar 36% orang kita yang memiliki rekening bank. Inilah yang membuat bisnis remitance masih bisa tumbuh.

Dilihat dari nilainya, dalam setahun pengiriman remitance bisa mencapai US$ 10 miliar atau setara Rp 100 triliun. Pengguna terbanyak dari remitansi masih didominasi oleh para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri yang mengirimkan uang ke keluarganya di Indonesia. Dan, hampir sebagian besar keluarga TKI yang ada di dalam negeri ini tidak memiliki rekening bank.

Peluang besar dan besaran nilai inilah yang membuat Intrajasa, salah satu pemain di bisnis remitansi, untuk terus berinovasi dalam menggarap pasar. Produk utama dari Intrajasa adalah Intrapayment. Secara resmi, Intrajasa memulai operasi sejak Agustus 2016.

“Ada beberapa inovasi yang telah kami lakukan. Di antaranya, mengembangkan teknologi untuk menyediakan sistem payment gateway. Dengan begitu, kami bisa masuk ke pasar e-commerce,” kata Milasari Anggraini, Chief Executive Officer Intrajasa.

Milasari menambahkan bahwa Intrajasa merupakan sedikit dari ratusan pemain remitansi yang memiliki sistem sendiri. Dengan begitu, memungkinkan mereka untuk mengembangkan teknologi untuk beragam pasar. Terutama, di pasar business to business (B2B) yang menjadi segmen utama Intrajasa. Sekarang ini, ada sekitar 140 penyeleggara jasa remitansi, namun hanya sekitar 10% saja yang aktif.

Pengembangan lain adalah menggunakan mobile applications untuk mendukung kegiatan remitansi. Adanya mobile apps ini bertujuan untuk memberikan kemudahan sekaligus keamanan bagi pelanggan mengirimkan uang secara real-time. Penggunaan aplikasi ini memang tepat sasaran, lantaran walaupun tidak memiliki rekening bank, potensi memiliki smartphone justru lebih besar.

“Produk yang ada dalam layanan ini termasuk dari mitra baru seperti Alipay, WechatPay dan China Union Pay yang merupakan mitra baru kami. Jadi, kami hanya sebatas menyediakan sistem pembayaran untuk beberapa e-money tadi,” tambah Milasari.

Namun, Milasari memberikan bocoran bahwa sekarang ini Intrajasa saat ini sedang mengajukan izin ke Bank Indonesia (BI) untuk menerbitkan e-money.  Sekarang ini, mereka sudah mempersiapkan infrastruktur dan sistemnya. “Kami juga sedang membangun komunitas untuk e-money kami nantinya. Sebab, agar bisa tumbuh e-money harus memiliki komunitas,” kata Milasari.

Selain itu, Intrajasa juga terus memperlebar jaringan, baik ke dalam dan luar negeri. Sekarang ini, untuk inbound, Intrajasa sudah bekerjasama dengan 8 negara. Sedangkan untuk outbound sudah ada di 40 negara. “Perluasan jaringan itu penting agar pelanggan bisa lebih mudah menggunakan Intrapayment,” pungkasnya.

    Related