Kembangkitan Kembali Pakaian Pria X(S).M.L

marketeers article

Musik upbeat dengan visual nyala api “membakar” seisi ruang The Warehouse Plaza Indonesia Lantai 5, tempat dimana Plaza Indonesia Men Fashion Week (PIFW) ke-9 diadakan, Kamis, (27/9/2018). Pada malam itu, merek apparel lokal X.(S).M.L menampilkan koleksi menswearperdana mereka tahun ini.

X(S).M.L menggandeng Mario Ginanjar, salah satu personil grup vokal paling banyak pengikut Kahitna. Ini juga menjadi kolaborasi perdana antara X(S).M.L dengan seorang musisi. Hasilnya, sebanyak 20 look fesyen streetwear berbalut tema Protagonyst Soldier.

Mario, yang merupakan lulusan tata busana di Institut Kesenian Jakarta itu mengaku bahwa koleksinya bersama X(S).M.L terinspirasi dari orang-orang yang berlalu-lalang di jalanan kota Tokyo dan London. Ia juga terinspirasi dari struktur pakaian tentara dengan baju zirahnya yang terkenal, persis seperti yang ada dalam manga Jepang legendaris Saint Seiya.

“Koleksi kali ini tentu saja sudah dibuat senyaman mungkin dan pastinya tetap fashionable, sehingga dapat dipakai untuk gaya seharihariacara khusus maupun kasual,” papar Kezia Davita, Fashion Designer X(S).M.L kepada Marketeers.

Streetwear telah menjadi nadi bagi X(S).M.L, merek yang lahir dua dekade silam, tepatnya pada tahun 1999 oleh seorang perancang mode nasional terkenal, Biyan. Sang desainer menjual lini ready-to-wear-nya itu kepada seorang pengusaha muda di sektor investasi Jun Mardian. Alasannya, Biyan ingin fokus pada merek couture-nya sendiri. 

Saham X(S).M.L dibeli sedikit demi sedikit oleh keluarga Jun pada tahun 2010 setelah ia meraup banyak untung dari bisnis finansialnya di Singapura. Biyan dan pemilik lain X(S).M.L Benarty Suhali tidak bersedia melanjutkan usaha ritel itu karena mengaku tidak ada regenerasi. Lantas, mereka memutuskan untuk menjual 99% sahamnya kepada Jun pada tahun 2015.

Di bawah perusahaan baru PT Mitra Karya Japindo, X(S).M.L pun menghadapi tantangan, yaitu bagaimana menampilkan produk mode siap pakai yang sesuai market, namun tetap tidak mengindahkan ciri khas Biyan yang identik dengan pakaian bersiluet dan potongan anti-mainstream

Diakui Kezia, proses itu menjadi tantangannya sebagai desainer, khususnya ketika merancang kembali lini pakaian laki-laki untuk kolaborasinya dengan Mario Ginanjar di PIFW kali ini.

“Setelah diambil-alih, X(S).M.L fokus menggarap pasar perempuan. Bisa dibilang 80% produk kami adalah untuk perempuan. Dengan kolaborasi ini, kami seakan menghdupkan kembali lini menswear dari X(S).M.L yang dibawa oleh Biyan pada awal ritel ini dibentuk,” terangnya.

Karena itu, ke-20 look tersebut tak banyak bermain warna. Seluruh pakaian masih setia dengan ciri khas X(S).M.L yang selalu tampil kalem dengan warna-warna netral, seperti navy, hitam, hijau armydark grey, dan putih.

X(S).M.L saat ini memiliki 12 toko di Indonesia dan 2 toko di Bali. Pada 2015 pula, (X)S.M.L memperkuat konsistensinya dengan merambah  bisnis perdagangan online melalui www.xsmlfashion.com.

Editor: Sigit Kurniawan

Related