Kemenpar dan APKASI Dorong Percepatan Desa Wisata dan Homestay Berbasis Teknologi

marketeers article

Menggandeng Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI), Kementerian Pariwisata (Kemenpar) bekerja sama mendorong percepatan pengembangan desa wisata dan homestay berbasis teknologi. Langkah ini dilakukan sebagai upaya percepatan pengembangan cross border tourism.

Menyoroti relasi perkembangan pariwisata dengan teknologi, Ketua Umum APKASI Abdullah Azwar Anas mengatakan, inovasi dan kolaborasi menjadi hal mutlak yang harus dilakukan di era digital.

Azwar mencontohkan, penggunaan platform online dalam mempromosikan homestay di Banyuwangi. “Homestay yang terintegrasi dengan platform online juga sebaiknya dikembangkan seperti yang kami lakukan di Banyuwangi. Sekarang sudah ada sekitar 400 homestay yang telah terdaftar online,” jelas Azwar di Jakarta, Jumat (05/07/2019).

Langkah sinergi ini sekaligus menjadi bagian dari strategi mengembangkan kemajuan seni budaya daerah. Selain itu, akan ada penetapan sejumlah daerah prioritas untuk percepatan sebagai kawasan wisata lintas batas ini.

“Kami telah sepakat dengan Kemenpar untuk memilih Atambua NTT sebagai wilayah prioritas percepatan pengembangan cross border tourism. Harapannya, daerah lain akan terinspirasi dan mengikuti langkah ini,” jelas Azwar. Ia mengatakan pemerintah sedang menargetkan akan ada sekitar 2.000 desa wisata lintas batas.

Komitmen mendorong pertumbuhan sektor wisata juga datang dari Achmad Zaky, pendiri sekaligus salah satu perusahaan Unicorn di Indonesia, Bukalapak.

“Tahun ini kami berkomitmen melayani usaha-usaha kecil di Indonesia. Kami sekarang sedang menyasar pasar Asia Tenggara. Kadang pengusaha kecil senang kalau ada pembeli dari negara ASEAN lain, mereka juga jadi punya pengalaman melakukan bisnis ekspor,” tutur Zaky.

Niat CEO salah satu e-commerce terbesar di tanah air ini disambut positif oleh Azwar. “Kalau semua kabupaten didaftarkan ke dalam platform online maka akan ada lompatan baru. Karena sekarang era kolaborasi yang sebenarnya justru bisa membantu percepatan agar produk-produk daerah bisa go online,” tanggap Zaky.

Pentingnya menonjolkan keunikan suatu daerah juga disampaikan oleh Anneke Prasyanti, Ketua Tim Percepatan Pengembangan Homestay Desa Wisata. “Suku bangsa di Indonesia ada 1.340 seharusnya kita punya akar yang kuat di tiap provinsi. Harapan saya, akan ada perda-perda baru agar Izin Mendirikan Bangunan (IMB) tidak keluar kalau tidak ada kearifan lokal di bidang arsitektur atau desain bangunan penginapan.”

Related