Ketika Model dan Fashion Desainer Butuh Asuransi

marketeers article

Perusahaan asuransi jiwa PT AJ Sequis Life punya cara lain dalam meningkatkan literasi keuangan mengenai pentingnya asuransi di masyarakat. Kini, Sequis melakukan agenda sponsorship marketing di Indonesia Fashion Week (IFW) 2018.

Gelaran IFW adalah event tahunan akbar bagi penggiat industri mode tanah air. Ada 200 desainer dan 460 peserta pameran yang ikut berpartisipasi pada IFW kali ini. Setiap tahun, ajang tersebut berhasil menyedot seratus ribu pengunjung dan sempat membukukan nilai transaksi mencapai Rp 100 miliar.

Dalam momen tersebut, Sequis berupaya mensosialisasikan pentingnya memiliki asuransi jiwa dan kesehatan sebagai bentuk perlindungan dari risiko finansial dan risiko sakit yang dapat terjadi pada siapa saja, termasuk juga mereka yang berkecimpung di industri mode.

Head of Corporate Branding, Marketing & Communication Sequis Felicia Gunawan mengatakan, Sequis ingin mensosialisasikan kampanye Sequisplan the unplaned ke semua lini masyarakat bahwa asuransi akan membantu masyarakat mencapai hari esok yang lebih baik. Felicia meyakini, asuransi tidak sekadar berbicara tentang finansial tapi telah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat.

Menurut dia, perencanaan matang saja tidak cukup, karena manusia harus menyiapkan rencana untuk hal-hal yang tak terencana dalam hidup.

“Ini juga berlaku dalam industri fashion, berbagai risiko bisa saja terjadi. Misalnya, seorang model atau designer dituntut memiliki fisik prima, yang mampu bekerja di atas jam kerja normal, serta mobilitas dan jam terbang tinggi. Namun, di sisi lain porsi makanan harus dijaga,” kata dia.

Terjadinya kejutan yang tidak diharapkan, sambung Felicia, akan berdampak pada risiko finansial untuk kelangsungan masa depan. Dengan alasan ini, Sequis ingin mengajak pelaku industri fashion untuk memiliki perlindungan asuransi jiwa dan kesehatan.

“Apalagi, jumlah pendapatan yang diperoleh desainer tentu menggiurkan. Namun penghasilan tinggi tidak selalu diterima secara regular layaknya pegawai kantor. Untuk itu, harus lah cermat dalam mengelola keuangan jika tidak lagi memiliki pendapatan,” tambahnya.

Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) bahwa tingkat kepercayaan masyarakat terhadap produk asuransi telah meningkat selama kurun waktu dua tahun (Q4 2015-Q4 2017) yang mana jumlah tertanggung individu tumbuh sekitar 9,2%.

Related