Konflik dengan AS, CEO Huawei: Kami Sangat Siap

marketeers article
Huawei logo on the glass against blurred business center. Editorial 3D

Pekan lalu, Amerika Serikat (AS) memasukkan Huawei dalam daftar hitam perdagangan. Huawei punya waktu 90 hari sebelum larangan perniagaan tersebut benar-benar memengaruhi bisnis mereka secara menyeluruh. Google merespons daftar hitam tersebut dengan menghentikan sementara kerja sama dengan Huawei.

Dilansir dari Business Insider, tindakan Google membuat lisensi Android di gawai atau perangkat Huawei terancam. Para pengguna Huawei terancam tidak bisa melakukan upgrade aplikasi pada gawai pintar mereka. Namun, CEO Huawei Ren Zhengfei mengaku bahwa perusahaannya sangat siap untuk menghadapi konflik dengan Amerika Serikat ini.

“Kami mengorbankan banyak saham dari individu dan keluarga untuk memastikan kami tetap seimbang dan bisa berdiri di atas. Demi mendapatkan tujuan kami itu, konflik akan hadir di antara kami dan Amerika Serikat. Hal tersebut telah kami perkirakan bakal terjadi cepat atau lambat,” ujar Ren.

Perselisihan antara pihak Trump dan Huawei memanas pekan lalu. Hingga puncaknya adalah pelarangan Huawei untuk membeli komponen dan suku cadang tanpa izin dari pemerintah Amerika Serikat. Keputusan itu tentunya berpengaruh besar bagi operasional Huawei. Terlebih lagi, perusahaan asal Cina ini diketahui banyak bergantung pada suku cadang asal Amerika Serikat.

Tidak hanya Google yang melakukan tindakan pasca larangan perdagangan, sejumlah perusahaan teknologi lainnya juga mengambil keputusan serupa. DI antaranya Intel dan Qualcomm. Keduanya merupakan pihak penting yang menyediakan software penting dan sejumlah bagian untuk gawai dan tablet Huawei.

Editor: Sigit Kurniawan

Related