Konsep Airport City Jadi Andalan AP I Tingkatkan Kinerja

marketeers article

Angkasa Pura I semakin mengembangkan konsep airport city sebagai senjata utama mereka dalam meluaskan sayap bisnis. Saat ini Angkasa Pura I mengelola 13 bandara yang tersebar pada kawasan Indonesia bagian tengah dan timur. Konsep airport city dari Angkasa Pura I ini pertama kali diterapkan pada bandara I Gusti Ngurah Rai di Bali.

Saat ini, adalah waktunya untuk menerapkan konsep airport city yang tidak hanya menjadikan bandara sebagai tempat naik turun penumpang semata, tapi juga pusat dari kegiatan bisnis dari beragam sektor, seperti logistik, properti, dan lainnya. “Tidak mustahil dengan adanya konsep airport city ini dapat meningkatkan angka penumpang. Hal ini sudah dibuktikan oleh Angkasa Pura I,” kata Marketing & Business Development Director Robert Daniel Waloni dalam acara BUMN Marketeers Club ke-32 di kantor Angkasa Pura I, Jakarta (9/12/2014).

Melalui beragam tranformasi yang dilakukan terjadi peningkatan jumlah penumpang dalam lima tahun belakang ini. Pada tahun 2009, angka penumpang domestik berjumlah 8,8 juta penumpang dan hingga kuartal III tahun 2014, Angkasa Pura I berhasil menyedot 15,6 juta penumpang. Tidak hanya itu, angka kunjungan penumpang mancanegara pun ikut meningkat. Tercatat pada 2009 terdapat 2,2 juta penumpang, sementara hingga kuartal III tahun 2014 Angkasa Pura I berhasil mencatat 3,5 juta penumpang. Terbukti dengan konsep yang sudah dicanangkan ini Angkasa Pura I berhasil meningkatkan angka kunjungan.

Konsep airport city ini bukanlah konsep yang mudah, karena membutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak tidak hanya Angkasa Pura I saja sebagai pengelola bandara. Konsep airport city harus dapat mengkolaborasikan sektor bisnis dan pemerintah, industri, logistik, dan turisme dan menempatkan bandara sebagai pusatnya. Terlebih, konsep airport city harus juga mempertimbangkan konsep integrated“Konsep integrated airport ini sangatlah penting, tidak hanya memikirkan airport-nya saja, tetapi juga bagaimana akses dari dan menuju airport,” ujar Robert.

Konsep integrated ini sudah berhasil diterapkan pada bandara I Gusti Ngurah Rai. Bandara terbesar di Pulau Bali ini, dapat menghubungkan lokasi-lokasi bisnis, kawasan turisme, dan pelabuhan di Benoa. Dalam mengembangkan konsep airport city, Angkasa Pura I juga mengembangkan bisnis-bisnis dari anak perusahaan. Anak perusahaan Angkasa Pura I meliputi ritel,logistik, supports, hotel, dan properti. “Terlalu bertumpu pada sektor aeronautika saja tidak sehat bagi sebuah bandara, makanya kami mengembangkan juga sektor non aeronautika,” tambah Robert.

Baginya kepuasaan utama penumpang adalah pada pelayanan. Maka wajib bagi sebuah bandara dalam memberikan pelayanan yang maksimal dan memahami kebutuhan para penumpang. “Penumpang hanya akan mengeluarkan uang mereka di bandara apabila penumpang itu terpuaskan dengan pelayanan yang ada di Bandara. Nantinya, masih ada beberapa bandara yang akan menerapkan konsep airport city,” tutup Robert.

 

 

Related