Google: Banyak Merek Ponsel, Konsumen Kewalahan

marketeers article
Top view hands circle using phone in cafe Multiracial friends mobile addicted interior scene from above Wifi Connected people in bar table meeting Concept of teamwork main focus on left phones

Smartphone saat ini sudah menjelma menjadi kebutuhan primer dari banyak kalangan. Setiap minggunya, pasar Indonesia selalu didatangi oleh produk-produk terbaru dari brand smartphone. Tentunya dengan semakin banyaknya pilihan, konsumen menjadi semakin sulit dalam menentukan pilihannya.

Menurut “Android Path to Purchase”,  laporan penelitian Google 2018, sekitar 55% pembeli merasa kewalahan dengan banyaknya pilihan smartphone yang ada di pasaran dan setengah dari pembeli smartphone baru memilih merek yang berbeda dari yang mereka miliki sebelumnya.

Pembeli tidak hanya mengganti merek smartphone mereka, 2 dari 5 pembeli juga mengganti simcard provider ketika membeli smartphone baru. Hal ini menggarisbawahi pentingnya bundling promosi antara produsen smartphone dengan penyedia jasa telekomunikasi.

Penelitian Google bersama Canalys ini menunjukkan bahwa durasi seorang konsumen hingga akhirnya memutuskan untuk membeli smartphone terbaru bisa memakan waktu hingga 14 hari. Uniknya, sebagian besar konsumen memulai pencariannya via online.  Namun, konsumen memutuskan untuk membeli di toko ritel.

Pertimbangan utama mereka adalah kecepatan dan kinerja smartphone. Penelitian menunjukkan bahwa pembeli smartphone di Indonesia terutama mencari faktor kecepatan (87%), daya tahan baterai (83%), dan kapasitas memorti (81%).

Temuan lain mengatakan, sebanyak 50% konsumen cenderung membeli merek smartphone yang berbeda dari apa yang sebelumnya mereka miliki. Secara garis besar, konsumen tetap berpikiran terbuka, dengan 81% konsumen mempertimbangkan setidaknya dua merek ketika mereka mulai mencari-cari.

Hal ini memberikan peluang bagi brand. Peluangnya sangat besar dan pasar smartphone Indonesia adalah yang paling cepat berkembang di Asia Tenggara. Pada tahun 2018 , misalnya, jumlah pengirimannya 17% lebih banyak daripada tahun 2017.

“Survei kami mengungkapkan saat ini banyak orang Indonesia tidak puas dengan smartphone mereka. Ini artinya, ekspektasi pembeli terhadap smartphone-nya semakin meningkat,” terang Yudistira Adi Nugroho, Sr. Tech and Telco Industry Analyst, Google Indonesia.

Ia menjelaskan lebih lanjut terkait dengan kebiasaan konsumen mencari smartphone secara online namun membelinya secara offline. Hal ini terjadi karena konsumen ingin melakukan pencarian secara detail melalui beragam konten. Khususnya konten video di YouTube. Ketika mereka menonton konten terkait dengan smartphone yang akan dibeli, konsumen sudah hapal betul dengan spesifikasi dari smartphone tersebut.

“Ini berarti konsumen sudah paham mengenai produk yang mereka mau beli ketika berkunjung ke toko pengecer. Karena itu, peritel perlu memastikan tenaga penjualan mereka siap dan mereka juga memiliki platform online yang kuat,” ujarnya.

Editor: Sigit Kurniawan

Related