Benarkah Konsumsi Rumah Tangga Tahun 2018 Akan Pulih

marketeers article
7063801 fish

Pada tahun 2018 ini, konsumsi rumah tangga diperkirakan akan kembali pulih. Hal ini didasari oleh sejumlah indikator yang menunjukkan adanya peningkatan optimisme konsumen yang terlihat dari kenaikan Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) Desember 2017 ke 126,4 poin. Hal ini juga didukung oleh adanya perbaikan makroekonomi serta kebijakan pemerintah memberikan stimulus pada masyarakat.

Konsumsi rumah tangga merupakan faktor penting yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi pada tahun 2017. Pada kuartal III, pertumbuhan PDB sebesar 5,06% lebih rendah dari target Bank Indonesia sebesar 5,18%. Rendahnya pertumbuhan tercermin dari tingkat konsumsi rumah tangga yang turun menjadi 4,93%, dibandingkan 4,95% pada kuartal II-2017. Apalagi kenaikan tarif listrik pada Januari dan Mei turut mempengaruhi tingkat konsumsi masyarakat.

Forum DBS Group Research memprediksi ekonomi Indonesia akan tumbuh sebesar 5,3% pada tahun 2018. Angka ini lebih tinggi dari prediksi pertumbuhan PDB sebesar 5,1% pada tahun 2017. “Pertumbuhan ekonomi 2018 terutama akan didorong oleh peningkatan investasi di dalam negeri,” ungkap Tiesha Putri selaku Equity Research Analyst at DBS Vickers Securities

Investasi swasta diandalkan dengan terbatasnya ruang fiskal pemerintah. Undang-undang mengatur pembatasan defisit anggaran maksimal 3 persen dari PDB. Diperkirakan defisit akan mencapai 2,6% pada tahun 2018, lebih tinggi dari perkiraan pemerintah sebesar 2,2%. DBS Group Research memperkirakan kenaikan defisit terutama didorong oleh potensi penerimaan pajak yang lebih rendah dari target.

Pada tahun 2018, pemerintah mengalokasikan anggaran belanja sebesar Rp 2.221 triliun. Meski hanya meningkat sekitar 4% dari tahun sebelumnya, tapi pemerintah diperkirakan cenderung lebih populis dengan memberikan sejumlah stimulus fiskal untuk menjaga konsumsi kepada masyarakat berpenghasilan rendah. Anggaran subsidi energi dinaikkan sebesar 5% menjadi Rp 94,5 triliun, pemerintah juga menyatakan tidak akan menaikkan tarif listrik pada tahun ini.

“Dengan pemerintah yang cenderung lebih populis disertai kenaikan upah minimum regional, kami memprediksikan tingkat konsumsi rumah tangga secara berkala akan meningkat,” papar Victor Stefano Research Analyst DBS Vickers Securities.

Selain itu, anggaran Program Keluarga Harapan (PKH) yang bisa digunakan warga untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari juga melonjak. Dari Rp 1,7 triliun yang mencakup enam juta keluarga sasaran pada tahun 2017, menjadi Rp 20,8 triliun meliputi 10 juta keluarga pada tahun 2018. PKH merupakan program yang memberikan bantuan dana kepada keluarga miskin mulai dari Rp 500 ribu hingga Rp 3,6 juta per tahun. Program ini selain untuk mengurangi angka kemiskinan juga diharapkan mampu memperbaiki daya beli konsumen, terutama di segmen menengah bawah.

Editor: Sigit Kurniawan

 

Related