Perlu Antisipasi Hadapi Konten Kebencian di Tahun Politik

marketeers article

Terciduknya kelompok Saracen yang bertanggung jawab dalam membagikan beragam unggahan kebencian dan berita palsu di media sosial, merupakan peringatan baru bagi jagat internet di Indonesia. Media sosial yang bagaikan pisau bermata dua harus bisa dimanfaatkan secara positif. Hal ini yang membuat beragam aktivis warganet meluncurkan gerakan #BijakBersosmed.

Sosial media saat ini merupakan bagian dari gaya hidup masyarakat Indonesia, khususnya anak-anak muda perkotaan. Lebih dari 132 juta populasi Indonesia, atau sekitar 51% dari total populasi Indonesia terhubung satu dengan yang lainnya melalui dunia maya dengan berbagai perangkat-perangkat digital.

Menurut Samuel Abrijani Pangerapan selaku Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informasi, dinamika politik, ekonomi, serta sosial di Indonesia yang tinggi, bahkan penuh kompetisi, membuat atmosfer sosial media Indonesia belekangan ini menjadi riuh rendah.

“Kemerdekaan yang sudah kita nikmati hingga hari ini, bukanlah kemerdekaan untuk menjadi semrawut dan seenaknya, namun justru harus membuat kita lebih bersyukur dan bijak dalam menggunakan kemerdekaan, ini berlaku juga dengan kebebasan berekspresi di sosial media,” ujar Samuel, di Jakarta.

Sementara itu, salah satu penggiat sosial media di Indonesia, Enda Nasution, mengingatkan bahwasanya tahun-tahun ke depan media sosial di Indonesia masih akan dipenuhi dengan beragam konten-konten kebencian dan berita palsu.

“Pada tahun 2018 dan 2019 yang akan menjadi tahun politik, pertentangan dan kompetisi memenangkan perhatian publik via platform-platform sosial media akan menjadi lebih sengit lagi. Bagaimana kita sebagai bangsa menggunakan sosial media dengan lebih bijak akan menjadi batu ujian kita bersama,” ujarnya.

Gerakan #BijakBersosmed berawal dari keprihatinan para pegiat sosial media yang menyadari betapa sosial media sudah menjadi gaya hidup masyarakat Indonesia. Di sisi lain, kekuatan sosial media saat ini kemudian dimanfaatkan oleh sebagian kelompok untuk memproduksi konten-konten yang dapat memecah belah persatuan, ujaran-ujaran yang tak bertanggungjawab, bahkan digunakan sebagai ladang profit bagi para produsen berita palsu. Gerakan ini mendorong masyarakat untuk lebih bijak dalam menggunakan sosial media agar dapat mengamplifikasi pesan-pesan positif.

Indosat Ooredoo sebagai salah satu inisiator gerakan #BijakBersosmed, melihat gerakan ini merupakan bentuk nyata dari upaya untuk membuat media sosial menjadi tempat yang ramah untuk semua kalangan.

“Peluncuran gerakan #BijakBersosmed merupakan awal dari upaya untuk melihat sosial media kita agar menjadi tempat untuk menyampaikan informasi yang baik dan benar, melahirkan inovasi baru, bertukar gagasan, dan menghargai perbedaan pendapat dengan cara yang santun,” ujar Ripy Mangkoesoebroto, Chief Human Resources Officer Indosat Ooredoo.

Editor: Sigit Kurniawan

Related