KPR Subsidi Melaju, BTN Torehkan Kenaikan Laba Bersih 11,5%

marketeers article
Naik 59,87%, BTN Kantongi Laba Bersih Rp 1,47 Triliun pada Semester I. (FOTO: Dok BTN)

Tren kenaikan suku bunga kredit tidak menekan pertumbuhan kredit PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Per 30 September 2018, bank yang telah berusia 68 tahun tersebut mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 19,28% secara tahunan (year on year/ yoy). Pertumbuhan kredit ini didorong kenaikan KPR Subsidi, karena Bank BTN telah resmi mendapat kucuran Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).

Angka pertumbuhan kredit tersebut di atas rata-rata industri perbankan per Agustus lalu yang dicatat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebesar 12,12%. Bank BTN berhasil mengucurkan kredit senilai Rp 220,07 triliun per triwulan ketiga 2018, naik dibandingkan triwulan ketiga tahun 2017 yang hanya sebesar Rp 184,50 triliun.

“FLPP memberikan angin segar terhadap laju pertumbuhan kredit  bagi Bank BTN lebih tinggi dan untuk mengoptimalkannya sekaligus mendukung target program sejuta rumah yang menyasar masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Kami intensif menggandeng mitra swasta maupun pemerintah daerah agar penyerapan FLPP tepat sasaran,” kata Direktur Utama Bank BTN, Maryono.

KPR Subsidi yang memegang porsi 54,35% dari total KPR perseroan memang melaju kencang dibandingkan KPR non Subsidi. Secara keseluruhan KPR hanya tumbuh sebesar 21,81% yoy atau sebesar Rp 163,61triliun. Pencapaian tersebut lebih tinggi dibandingkan tahun lalu yang mencapai Rp 134,31 triliun. Sementara KPR Subsidi  melejit sebesar  30,11% yoy atau menjadi sebesar Rp 88,92 triliun lebih baik dibandingkan triwulan ketiga 2017 yang mencapai Rp 68,34 triliun.

Sedangkan KPR non Subsidi tumbuh sebesar 13,22% yoy menjadi Rp 74,69triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya sebesar Rp 65,97triliun. Sementara sektor kredit konstruksi perumahan, Maryono menambahkan,  Bank BTN mencatatkan pertumbuhan kredit konstruksi sebesar 17,41% yoy atau sebesar Rp 28,45 triliun lebih tinggi dibandingkan triwulan ketiga 2017 yang mencapai Rp 24,23 triliun yang mengalir bagi para pengembang perumahan.

Seiring dengan laju pertumbuhan KPR, kontribusi Bank BTN dalam menyalurkan kredit kepemilikan rumah maupun kredit konstruksi properti terhadap Program Sejuta Rumah semakin besar yaitu mencapai 574.444 unit rumah, dengan nilai Rp 54,93 triliun per September 2018. Dari pencapaian tersebut sebanyak 408.350 unit rumah dibiayai dengan KPR Subsidi sementara sisanya dengan KPR Non Subsidi.

Sementara untuk kredit non perumahan, Bank BTN  mencatatkan pertumbuhan sebesar 13,50% yoy menjadi Rp 19,67triliun dibandingkan triwulan ketiga tahun lalu yang mencapai Rp 17,33 triliun. Adapun kontribusi terbesar dari segmen kredit non perumahan adalah kredit komersial yang mengalir sebesar Rp15,05 triliun. Sedangkan kredit konsumer tercatat mencapai Rp 4,6 triliun.

“Kami terus melakukan inovasi produk untuk meningkatkan akses masyarakat memiliki hunian idaman, di antaranya baru-baru ini kami merilis KPR Gaeesss yang menyasar generasi milenial dan melakukan pilot project KPR Mikro dengan skema ABCG (Academy-Business- Community dan Government) bagi MBR untuk mengejar target pertumbuhan kredit di kisaran 19-20% tahun ini,” katanya

Laju pertumbuhan kredit yang kencang juga  didukung oleh pengendalian rasio kredit macet yang prima. Non-Peforming  Loan (NPL) Bank BTN berhasil ditekan menjadi 2,65% per September 2018, angka tersebut lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 3,07%.

Dengan memoles NPL, laba perseroan berhasil dikerek sebesar 11,51% yoy menjadi sebesar Rp 2,236 triliun lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 2 triliun. Pertumbuhan laba BTN disokong pertumbuhan pendapatan bunga bersih yang tercatat mencapai Rp 7,54 triliun atau naik 15,29% dibandingkan triwulan ketiga 2017 yang hanya sebesar Rp 6,54triliun. Pendapatan bunga bersih tetap terjaga karena Net Interest Margin (NIM) tetap tumbuh sebesar 4,35%. Pertumbuhan laba dan kredit mendongkrak aset Bank BTN  menjadi sebesar Rp 272,3 triliun atau tumbuh 17,41% yoy dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya sebesar Rp 231,93 triliun.

Di tengah persaingan mengail dana murah, Bank dengan kode emiten BBTN meraup Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp 195,04 triliun atau naik 16,06% yoy dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya mencapai Rp168,05 triliun. Pertumbuhan dana simpanan Bank BTN tersebut berada jauh di atas rata-rata pertumbuhan industri perbankan. Data OJK per Agustus 2018 menunjukkan DPK industri perbankan nasional hanya tumbuh sebesar 6,88% yoy.

Related