Kuartal Tiga 2018, BCA Torehkan Pertumbuhan Laba Bersih 9,9%

marketeers article

PT Bank Central Asia Tbk berhasil mencatatkan pertumbuhan laba bersih 9,9% menjadi Rp 18,5 triliun hingga kuartal ketiga 2018. Pendapatan operasional BCA yang terdiri dari pendapatan bunga bersih dan pendapatan operasional meningkat menjadi 10,1%  menjadi Rp 45,9 triliun.

“BCA  secara konsisten menerapkan praktik kehati-hatian dan mencermati kondisi perekonomian guna menjaga keberlangsungan kinerja bisnisnya. Kami optimistis dinamika perkembangan ekonomi Indonesia akan terus berlanjut meski sedang dihadapkan pada perubahan kondisi global,” kata Eugene K. Galbraith, Wakil Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk.

Pada periode itu, portofolio kredit BCA naik 17,3% dibandingkan periode yang sama setahun lalu menjadi Rp 516 triliun. Sedangkan dana giro dan tabungan tumbuh 11,4% menjadi Rp 447 triliun.

Perinciannya kredit korporasi naik 23,3% menjadi Rp 199,2 triliun, terutama dari sektor jasa keuangan, komersial, telekomunikasi, serta minyak nabati dan hewani. Sedangkan kredit komersial dan UKM tumbuh 17,6% menjadi Rp 176,4 triliun. Sementara, kredit konsumen tumbuh 9% menjadi Rp 139,9 triliun. Di sini, KPR naik 9,4% menjadi Rp 86,3 triliun. Sedangkan kredit kendaraan bermotor atau KKB, naik 7,7% menjadi Rp 41,5 triliun.

Jika dibandingkan, kredit konsumer adalah segmen yang mencatatkan pertumbuhan terendah. Hal itu dikarenakan jangka waktu KPR dan KKB yang terbilang pendek.

KPR misalnya, sebenarnya BCA bisa mencatatkan new booking Rp 22,9 triliun per bulan. Namun, di saat yang sama, ada kredit yang telah selesai sebesar Rp 15 triliun. Sehingga, akhirnya BCA hanya mencatatkan selisih Rp 7 triliun. Begitu pula untuk mobil. Setiap bulannya, BCA bisa mencatatkan permintaan baru sebesar Rp 26 triliun. “Tapi ada yang run off sebesar Rp 22 triliun. Sehingga, deltanya hanya Rp 4 triliun,” kata Suwignyo Budiman, Direktur BCA.

Hingga kuartal ketiga 2018, BCA mencatatkan rasio kredit bermasalah di angka 1,4%. Meskipun di satu sisi, BCA telah melakukan pencadangan terhadap kredit macet dari Grup Columbia, PT Sunprima Nusantara Pembiayaan (SNP Finance) sebesar Rp 200 miliar. “Kami sudah memasukkan pada tier 5 sejak Juni. Sudah ada pencadangan,” kata Rudy Susanto, Direktur BCA.

Rasio cadangan kredit bersalah (loan loss coverage) tercatat sebesar 187%. BCA memiliki rasio kecukupan modal (CAR) di angka 23,2% hingga kuartal ketiga 2018.

Related