Kucuran Pembiayaan Adira Finance Tumbuh 4% di Semester I-2019

marketeers article
Man taking car key

Sepanjang semester I tahun ini, Adira Finance berhasil mengucurkan pembiayaan hingga Rp 19,1 triliun. Angka ini naik 4% dibanding periode yang sama di tahun 2018. Kredit sepeda motor tumbuh lebih baik dibandingkan mobil.

Pembiayaan untuk sepeda motor berhasil tumbuh 9%. Hal ini dibarengi dengan peningkatan penjualan motor nasional yang tumbuh 7% di semester I tahun ini dibanding periode yang sama tahun lalu. Sedangkan untuk segmen mobil stagnan 0% di tengah penurunan penjualan mobil baru yang mencapai 13%.

“Oleh karena itu, pangsa pasar kami di segmen mobil baru berada di level 4.9%, sementara pangsa pasar di motor baru berada di 11.6%. Segmen sepeda motor dan mobil terus memberikan pertumbuhan terbesar,” kata Hafid Hadeli, Presiden Direktur Adira Finance.

Ia menambahkan, pencapaian ini berkat inisiatif strategis yang telah terbukti efektif untuk memberikan pertumbuhan yang cukup moderat dalam lingkungan bisnis yang relatif stagnan. Adira Finance juga terus memberikan penawaran produk lengkap melalui penyediaan multi-produk dan brands. “Selain itu, kami terus meningkatkan proses dan layanan kepada pelanggan kami dan juga meningkatkan berbagai program pemasaran kami,” tambahnya.

Secara detail, pembiayaan mobil Adira Finance pada semester I tahun ini mencapai Rp 8,07 triliun. Pada periode yang sama tahun lalu di  angka Rp 8,05 triliun. Mobil penumpang berkontribusi sebesar 64% dari total pembiayaan mobil, sementara sisanya sebesar 36% berasal dari segmen mobil komersial. Keterlambatan keseluruhan dalam pengeluaran infrastruktur sebagai dampak dari pemilihan presiden baru-baru ini dan penurunan harga komoditas mendorong kelemahan di pasar segmen komersial.

Sementara, penjualan sepeda motor ADMF tumbuh sebesar 9% menjadi Rp 9,9 triliun di 1H2019. Segmen sepeda motor baru naik 11% menjadi Rp 7,3 triliun sementara segmen sepeda motor bekas tumbuh sebesar 5% menjadi Rp 2,6 triliun.

Sementara itu, piutang yang dikelola naik sebesar 12% menjadi Rp 53,9 triliun. Sedangkan pada periode yang sama tahun lalu  di angka Rp 48,1 triliun. “NPL kami berada di level 1,9% dari piutang yang dikelola di 1H2019. Kehati-hatian kami dalam menyalurkan pinjaman terus mendukung praktek manajemen risiko yang prudent,” tegas Hafid.

    Related