Kunci Bisnis Precast Kualitas dan Ketersediaan Material

marketeers article
41159851 precast reinforced concrete drainsge pipe

PT Waskita Beton Precast (WBP) adalah salah satu pemain besar dalam industri building material di Indonesia. Tahun ini Waskita Beton Precast menargetkan produksi material precast sebanyak 2,65 juta ton. Menurut Jarot Subana selaku President Director PT Waskita Beton Precast, kebutuhan akan building material pada tahun ini mengalami peningkatan.

“Kebutuhan building material cukup banyak. Mulai dari semen, besi beton, dan batu pecah. Kami targetkan bisa 100% material lokal, karena kalau tidak kita akan tergantung dengan pihak ketiga. Hal ini bisa berpengaruh pada waktu pengerjaan dan marjin,” ujar Jarot.

Kebutuhan material alam menjadi salah satu tantangan bagi Waskita Beton Precast. Permasalahannya untuk mendapatkan izin penambangan juga membutuhkan waktu yang tidak pendek, minimal baru bisa berjalan dalam enam bulan. Oleh sebab itu, Jarot menargetkan permasalahan bahan material alam bisa segera dikuasai oleh Waskita Beton precast.

jarot-subana-waskita-beton-1
Jarot Subana, President Director PT Waskita Beton Precast Tbk

Sampai dengan triwulan ketiga 2016, Waskita Beton Precast berhasil meraih angka penjualan sebesar Rp 3,06 triliun dan laba Rp 392 miliar. Jarot menambahkan bahwa Waskita Beton Precast akan membangun dua plant baru yang berlokasi di Palembang dan Klaten. Saat ini, Waskita Beton Precast memiliki delapan pabrik yang berlokasi di Sadang, Cibitung, Palembang, Sidoarjo, Karawang, Kalijati, Subang, dan Bojonegara. “Dalam bisnis precast, membangun pabrik itu gampang. Memasarkannya itu yang susah,” tegas Jarot.

Sebagai anak perusahaan Waskita Karya, Waskita Beton Precast banyak menyuplai kebutuhan material bangunan untuk proyek-proyek yang dilakukan oleh induknya. Namun, Waskita Beton Precast juga memasarkan produk-produknya untuk proyek eksternal. Diakui Jarot bahwa komposisinya lebih banyak untuk program internal.

“Dalam bisnis precast, yang terpenting adalah kualitas dan ketersediaan material. Kalau kami tidak bisa berpegangan pada hal ini, kami tidak akan bisa menguasai pasar,” pungkas Jarot.

Related