Kunci Sukses 3M dalam Berinovasi

marketeers article

3M merupakan perusahan yang telah memiliki reputasi panjang dalam hal inovasi. Perusahaan ini telah menghadirkan solusi bagi berbagai industri lain, seperti otomotif hingga kesehatan. Pertanyaannya, bagaimana 3M bisa selalu menghasilkan inovasi?

Menurut Joe Liu, VP 3M South East Asia Region, hal pertama yang harus dimengerti adalah perbedaan signifikan antara riset dan inovasi. Lantaran walaupun sama-sama mengahasilkan terobosan, namun hasil akhirnya berbeda.

Menurutnya, riset adalah sebuah transformasi uang menjadi pengetahuan. Dalam arti, ada investasi yang ditanamkan untuk mendapatkan sebuah insight atau knowledge. Sedangkan inovasi adalah proses sebaliknya. Yaitu, bagaiamana mentransformasikan pengetahuan menjadi uang. Tentunya, perusahaan akan terus melakukan inovasi agar bisa menghasilkan uang alias profit.

Namun, pertanyaannya adalah bagaimana agar inovasi terus berlanjut?”Harus ada sebuah ekosistem inovasi yang di dalamnya ada keseimbangan antara budaya dan proses,” kata Joe di acara KIN ASEAN Forum, hari ini (06/12/2017).

Budaya memiliki peran penting dalam inovasi. Dalam hal ini adalah budaya yang mendorong orang untuk berkreasi, membebaskan, dan kontinu. Hanya saja, unsur budaya inovasi sangat bergantung pada orang (power of people). Sehingga, inovasi haruslah menjadi sebuah proses.

Bila inovasi adalah sebuah proses, maka kekuatan organisasi perusahaanlah yang berperan (power of organization). Untuk itu, inovasi adalah tuntutan (make it happen). Dan, karenanya bisa selalu diperkuat (reinforceable).

Menurut Joe, inovasi menjadi sangat penting di pasar yang begitu beragam seperti ASEAN. Namun, memiliki peluang yang sangat besar. “Kawasan ASEAN memiliki pertumbuhan ekonomi yang bagus. Kelas menengah tumbuh dan pemerintahan yang progresif,” kata Joe.

3M sudah hadir di 70 negara dan memasarkan produknya di 200 negara. Di Indonesia, 3M masuk pertama kali tahun 1975

Related