Lanny Juniarti: Sosok Tangguh Dibalik Kecantikan Miracle

marketeers article

My challenge is how to transform my personal passion become corporate passion,” kata Founder & President Director of Miracle Aesthetic Clinic Lanny Juniarti saat ditanya mengenai passion-nya dalam bidang kecantikan.

Tak pernah terpikir berbisnis di bidang kecantikan, Lanny muda yang terbilang ‘cuek’ dengan penampilan justru menjadi pendiri dari  pelopor klinik kecantikan ternama di Indonesia, Miracle Aesthetic Clinic. Dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada (UGM) ini mengaku passion-nya pada kecantikan tumbuh lantaran pengalaman pribadinya saat remaja.

Memasuki masa kuliah, Lanny mulai merasa memiliki masalah dengan kulit. Berawal dari pengalamannya merasakan manfaat facial yang saat itu ia dapatkan di salon kecantikan, membuatnya mulai tertarik pada dunia kecantikan. Saat itu, Lanny menyadari begitu banyak permasalahan kulit yang harus ditangani oleh dokter, bukannya salon kecantikan. Permasalahannya, klinik kecantikan profesional di Indonesia pada masa itu masih langka.

Berjuang Mandiri

Usai mengambil kelas khusus kecantikan di Australia, Lanny memutuskan kembali ke Indonesia dan mendirikan klinik kecantikan Miracle bersama empat orang teman lain pada tahun 1996.

Di awal perjalanan Miracle, target konsumen mereka merupakan masyarakat Indonesia kelas atas yang biasa melakukan perawatan kulit ke luar negeri. Namun, mereka belum sepenuhnya percaya terhadap Miracle.

Lanny kemudian memutuskan kembali mengambil short course ke Amerika Serikat dan bekerja di salah satu klinik kecantikan ternama Los Angeles.

“Yang membuat saya terkejut, ada begitu banyak orang Indonesia yang melakukan perawatan di sana. Padahal, saya tahu betul bahwa kompetensi dokter di Indonesia dapat menyaingi kemampuan dokter luar. Namun kenapa orang Indonesia memilih melakukan perawatan ke luar negeri?,” tanya Lanny kala itu.

Bekerja di klinik kecantikan Los Angeles membuat Lanny banyak belajar mengenai dunia. Miracle kemudian memutuskan bekerja sama dengan dokter luar negeri dalam menerapkan sistem mereka di Indonesia. Perjalanan tidak mudah, Lanny harus mengurus segala hal sendiri. Mulai dari persoalan teknis, hingga mempersiapkan teknologi yang pada saat itu haris ia impor dari luar negeri.

Dihadang Krisis Moneter

Dua tahun berjalan, hal terburuk dalam hidup Lanny terjadi. Bisnis Miracle yang baru saja mulai beranjak naik harus dihadapi dengan kenyataan krisis moneter yang melumpuhkan perekonomian Indonesia pada tahun 1998.

“Saya benar-benar drop. Saat itu dollar AS melejit hampir Rp 20.000. Padahal, barang yang kami gunakan seluruhnya impor. Saya sampai harus menggunakan berbagai cara untuk melakukan penghematan. Berbagai paket hemat pun saya tawarkan,” cerita Lanny.

Selalu Ada Untung-Rugi

Namun, dalam ekonomi selalu ada yang diuntungkan dan dirugikan. Pada saat itu saya juga cukup terbantu dengan orang-orang yang menginvestasikan uang mereka dalam bentuk dollar AS. Banyak dari mereka yang akhirnya datang ke Miracle dan menjadi pelanggan kami, meski sebagian yang lain berhenti datang karena krismon. Jadi, memang selalu ada hal yang disyukuri dalam setiap persoalan. Saya bersyukur dapat melewati masa-masa sulit itu.

Jatuh bangun merintis klinik kecantikan telah banyak mengubah hidup Lanny. “Saya menyadari bahwa untuk mengembangkan sebuah bisnis, sekadar memberikan layanan hard skill saja tidak cukup. Dibutuhkan keseimbangan antara hard skill dan soft skill. Inilah yang membuat Miracle mampu bertahan dan terus berkembang menginjak usia yang ke-21 tahun ini,” ungkap Lanny.

Pencapaian terbesar dalam hidup Lanny ia capai ketika melihat Miracle mampu melangkah sejauh ini. Dari hanya memiliki satu lokasi di Surabaya, kini Miracle memiliki 19 cabang yang hadir di Jakarta, Surabaya, Bali, Malang, Balikpapan, Batam, Makassar, Medan, Manado, Lombong, Yogyakarta, dan Semarang. Miracle juga telah meluncurkan beberapa seri produk sejak dua tahun lalu dan tengah mengembangkan line product dengan brand Miracle

“Masih jelas di ingatan saya masa-masa awal kesulitan yang saya hadapi. Namun, saya memiliki prinsip to transform my passion become my corporate passion. Inilah alasan mengapa saya dapat membawa Miracle melangkah sejauh ini. Pada dasarnya saya ingin membangun mindset masyarakat bahwa cantik itu individual.  Memang ada kriteria ideal, namun setiap orang memiliki versinya tersendiri. Feel good then you will look good or look good then you will feel good,” tutur Lanny.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related