Daripada Beli Barang Bermerek, Lebih Baik Untuk DP Rumah

marketeers article
47948359 two business people shaking hands as successful agreement

Hasil survei tahunan Property Affordability Sentiment Index mengungkapkan, sebanyak 45 persen masyarakat Indonesia tidak siap membeli properti. Sementara itu, sebanyak 34% responden beralasan harga properti saat ini terlalu tinggi sehingga tidak membeli hunian.

Hal ini ditambah dengan kegelisahan dari pemerintah akan daya beli generasi millenial terhadap produk properti. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution beberapa waktu lalu pernah berucap bahwa dalam tahun tahun ke depan generasi millenial tidak akan bisa menyicil rumah kalau pemerintah tidak bergerak.

Ini juga didukung dengan fakta bahwa kenaikan gaji pegawai paling tinggi sebesar 10% per tahun. Sementara, di kota-kota besar kenaikan harga tanah antara 20-50%.

Pemerintah saat ini juga sedang membangun beberapa komplek perumahaan murah. Beberapa regulasi dan kebijakan juga sedang disiapkan oleh pemerintah.

PT Bank Tabungan Negara (BTN) bersama Perum Perumnas juga sedang merencanakan membangun rumah untuk pekerja informal melalui program Kredit Pemilikan Rumah (KPR) mikro dengan rumah senilai Rp 75 juta. Perum Perumnas pada 2017 ini juga menargetkan pembangunan 30 ribu unit rumah untuk mendukung program sejuta rumah yang dicanangkan oleh pemerintah.

Property Affordability Sentiment Index juga mencatat bahwa 46% masyarakat Indonesia merasa bahwa pemerintah telah melakukan usaha yang cukup baik untuk membantu para pencari properti mewujudkan hunian idaman. Jumlah ini meningkat dari tahun lalu yang mencapai 36%.  Ini adalah respon positif masyarakat terhadap berbagai kebijakan pemerintah dalam membantu mewujudkan hunian idaman masyarakat.

“Pemerintah memang telah mengeluarkan beragam kebijakan untuk membantu masyarakat memiliki rumah. Dimulai dari penurunan batasan uang muka kredit perumahan atau Loan To Value (LTV), penyederhanaan regulasi bagi pengembang, program sejuta rumah hingga amnesti pajak. Dan kami menilai bahwa masyarakat memiliki harapan tinggi terhadap dampak amnesti pajak terhadap industri properti yang lebih bergairah dan harga yang lebih terjangkau,” tambahnya.

Bila melihat usaha yang sedang diupayakan oleh pemerintah dan BUMN, tentunya generasi millenial sebenarnya bisa membeli dan menyicil rumah, hanya saja diperlukan kemauan yang keras.

Menurut Direktur Consumer Banking Bank BTN Handayani, ada baiknya generasi millenial ini menyimpan uang untuk dijadikan uang muka rumah atau apartemen.

“Dibandingkan memilih branded apparel kenapa tidak dipakai uang untuk jadi uang muka apartemen atau rumah, yang dalam lima tahun kedepan sudah berlipat-lipat harganya. Buat anak-anak muda harusnya seperti itu ya,” ujar Handayani.

Baginya hal ini perlu dilakukan sekarang juga karena harga properti sedang sedikit terkoreksi. Beberapa infrastruktur pendukung seperti MRT dan LRT juga sedang dibangun.

Terkait lokasi, untuk wilayah Jabodetabek Handayani menyarankan untuk mengambil properti yang lokasinya dilewati oleh rute LRT. Menurutnya saat ini harga tanah dilokasi tersebut masih cukup terjangkau untuk sebagian kalangan. Dan, yang terpenting baginya adalah mengambil properti itu saat ini juga, jangan menunggu ketika LRT rampung.

“Harga tanah di lokasi itu akan naik ketika LRT rampung. Kalau menunggu LRT selesai tidak akan terburu. Kalau punya uang sekarang harus investasi sekarang juga. Sekarang mungkin masih ada yang seharga Rp 200 juta, tapi ketika LRT sudah jadi tidak akan ada lagi harga segitu,” pungkas Handayani.

Editor: Sigit Kurniawan

Related