PT Michelin Indonesia meluncurkan ban Primacy generasi terbarunya, MICHELIN Primacy 4. Coba menjawab perjalanan konsumen (customer path), tagline “Aman saat baru, aman hingga akhir” mereka komunikasikan. Melalui tagline ini, mereka ingin berbicara bahwa keunggulan utama produk ini adalah keamanan yang tahan lama dan performa terbaik saat ban dalam kondisi baru maupun ketika ban aus.
President Director Michelin Indonesia Fritz Mueller mengatakan, MICHELIN Primacy 4 dirancang dengan performa daya cengkeram dan pengereman yang sangat tinggi, terutama pada kondisi permukaan jalan yang basah. “Ditambah lagi, ban tersebut juga menawarkan tingkat kesenyapan yang memberikan kenyamanan dan pengalaman berkendara terbaik di kelasnya,” jelasnya dalam siaran yang Marketeers kutip.
Fritz menjelaskan, umumnya ban akan mulai menurun performanya setelah pemakaian beberapa waktu atau setelah 50.000 kilometer. Daya cengkram dan pengereman cenderung menurun. “Kami pun menguji ban dalam kondisi aus untuk membuktikan bahwa performa ban kami mampu bertahan melewati jarak tempuh dan waktu secara optimal,” kata Fritz.
Michelin menunjuk TÜV Rheinland Thailand Ltd. untuk melakukan pengujian terhadap ban baru serta ban dengan kondisi aus dari berbagai merek premium lainnya dengan MICHELIN Primacy 4 di jalanan yang basah. Hasil tes menunjukkan bahwa MICHELIN Primacy 4 mampu mengerem 2,5 meter lebih pendek saat kondisi baru dan 5,1 meter lebih pendek ketika kondisi ban aus jika dibandingkan dengan merek premium lainnya. Hasil lainnya, MICHELIN Primacy 4 yang dalam kondisi aus memiliki jarak pengereman 1,8 meter lebih pendek dibandingkan beberapa ban baru merek premium lainnya.
MICHELIN Primacy 4 akan mulai dipasarkan di Indonesia pada Juli 2018 dan tersedia dalam berbagai ukuran, mulai dari ban dengan ring diameter 15-18 inci yang cocok untuk sejumlah kendaraan seperti Toyota Camry, Honda Accord, BMW seri 3 dan 5, Mercedes E Class dan C Class, Honda Civic, Toyota Corolla, dan Honda Jazz. Ban ini akan tersedia di distributor resmi Michelin di seluruh Indonesia.
Editor: Eko Adiwaluyo