Live Selling Jadi Tren, Mampu Tingkatkan Transaksi 411%

marketeers article
Ilustrasi live selling. Sumber gambar: 123rf.

Metode pemasaran dengan cara memamerkan langsung produk-produk yang dijual melalui media sosial atau live selling saat ini tengah menjadi tren. Selain efektif meningkatkan penjualan, upaya ini bisa menekan biaya promosi yang dikeluarkan merek.

Perusahaan jasa pengiriman berbasis teknologi, Ninja Xpress mengeluarkan hasil analisis terbaru terkait dengan live selling di indonesia. Dari hasil analisis, metode live selling bisa meningkatkan total transaksi atau gross merchandise value (GMV) hingga 411%.

Selain mendongkrak transaksi, jumlah pesanan pun mampu meningkat sebesar 564,1%. Andi Djoewarsa, Chief Marketing Officer (CMO) Ninja Xpress mengungkapkan analisis menggunakan data kuantitatif yang dikumpulkan pada November 2022 dengan melibatkan lebih dari 300 responden shipper di seluruh Indonesia serta data kualitatif dari pembeli yang menonton live selling pada November 2022. 

BACA JUGA: Membangun Merek Tiada Henti Jadi Jurus Penting dalam Pemasaran

Adapun salah satu platform yang menyediakan live selling di Indonesia, yakni TikTok Shop. 

“Survei menunjukkan bahwa satu dari tiga shipper telah melakukan live selling. Sebagian besar shipper yang mengadopsi live selling berasal dari kategori produk fesyen, kecantikan dan perawatan tubuh, makanan dan minuman, serta perlengkapan rumah. Hal ini didukung oleh data Ninja Xpress di mana ditemukan bahwa paket dengan size small atau kecil mendominasi lebih dari 90% dalam pengiriman sepanjang periode hari belanja online (Harbolnas) Desember 2022,” kata Andi melalui keterangannya, Jumat (27/1/2023).

Dari hasil analisis, terdapat tiga alasan utama yang mendorong shipper melakukan live selling. Alasan pertama yakni dapat membawa pelanggan baru. 

BACA JUGA: Customer Path, Appeal: Jangan Ragu Tonjolkan Keunggulan Merek

Kemudian, alasan selanjutnya yakni live selling menjadi cara yang baik menjalin hubungan lebih erat dengan pelanggan. Selanjutnya, alasan ketiga adalah para merek menganggap live selling dapat menciptakan dengung atau buzz serta kesadaran lebih banyak untuk bisnis online sehingga bisa memengaruhi keputusan pembelian konsumen.

Live selling saat ini menjadi teknik penjualan yang dapat mempercepat proses pembelian dari tahap pengenalan produk (awareness) langsung ke tahap konversi pembelian. Cara ini juga memberikan shipper kemampuan untuk membangun hubungan dalam skala besar dengan pelanggan baru maupun yang sudah ada,” ujarnya.

Meskipun memberikan dampak yang signifikan terhadap penjualan, survei ini mendapati beberapa tantangan dalam melakukan live selling. Tantangan pertama adalah sulitnya mengelola keinginan pembeli. 

Ini tercermin berdasarkan satu dari tiga shipper mengaku kesulitan untuk menjaga pembeli tetap terhibur dan tetap terlibat selama sesi. Kemudian, tantangan kedua adalah memilih platform yang tepat untuk melakukan live selling

Di Indonesia, TikTok menjadi yang paling banyak digunakan dengan persentase 27,5% dan Shopee sebanyak 26,5%. Lazada menjadi urutan ketiga dengan persentase 20,1%.

Tantangan terakhir, yaitu persiapan dan saat berlangsungnya live selling. Satu dari empat shipper mengatakan butuh energi dan upaya yang banyak untuk mempersiapkan dan melakukan live selling

Untuk melakukan live selling, dibutuhkan dua penjual yang live menggunakan kamera profesional, teleprompter untuk menjaga kontak mata dengan penonton, dan tim di belakang layar yang memonitor dan melakukan mengkurasi komen. Andi melanjutkan agar dapat melakukan live Selling dengan lebih efektif, Ninja Xpress membantu shipper melakukan live selling melalui Ninja Xpress seller booster

Cukup dengan mengirimkan barang menggunakan Ninja Xpress, shipper mendapatkan layanan live selling berupa studio, host, hingga back end.

“Shipper cukup menyediakan produk yang dijual dan promosi yang diberikan,” kata dia.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related