Mantan Direktur XL Axiata Pimpin LINE Indonesia

profile photo reporter Jaka Perdana
JakaPerdana
02 September 2016
marketeers article

Platform messaging sekaligus media sosial LINE selama kehadirannya di Indonesia tidak tercatat memiliki seorang country head atau managing director tersendiri, tidak seperti perusahaan teknologi lain semisal Twitter dan Google. Bahkan, Facebook belum lama ini menunjuk orang nomor satu mereka untuk Facebook Indonesia.

Namun, seorang mantan direksi XL Axiata Ongki Kurniawan baru saja resmi ditunjuk untuk memimpin bisnis LINE di Indonesia. “Sebenarnya, sejak 1 Juni lalu sudah ditunjuk namun baru dipublikasikan sekarang. Kami menunggu proses IPO LINE selesai dulu,” ujar Ongki di Jakarta pada Jumat (2/9/2016).

Ketika masih di XL Axiata, Ongki memang berkecimpung di dunia digital. Kala itu, selama sembilan bulan, ia menjabat Chief Service Digital Service Officer sebelum pindah ke LINE. Kedekatannya dengan dunia digital itu pula yang menjadikannya mau memimpin LINE Indonesia.

“Ketika menjabat di XL itu saya melihat potensi digital itu sangat besar. Dan, LINE Indonesia memiliki misi tidak hanya sebagai messaging platform tapi juga menjadi ekosistem digital,” sambungnya.

Ekosistem dimaksud adalah bahwa sekarang LINE tidak akan hanya fokus di messaging platform semata tapi juga berniat menjadi portal nomor satu di Indonesia pada 2019. Pasalnya, selain kirim berkirim pesan, LINE akan serius menggarap bisnis lain seperti konten berita lewat news aggregator serta menjadi salah satu platform e-commerce bagi para pengusaha lokal.

Menurutnya pihak LINE pusat setelah IPO sangat berniat untuk terus mengembangkan bisnis di Indonesia karena dianggap paling potensial dibanding negara-negara lain. Ongki mengklaim bahwa pengguna LINE di Tanah Air sudah mencapai 90 juta. Angka itu naik sebesar 200% dibanding tahun 2014 lalu.

Belum lagi, penetrasi smartphone di Indonesia masih terbilang rendah sehingga potensi untuk terus tumbuh semakin besar. Potensi ini juga dilihat dari porsi pengguna aktif LINE di Indonesia mencapai 80%. Mereka dianggap aktif karena menggunakan platform LINE di smartphone beberapa kali dalam sehari.

Dari segi usia pun pengguna, LINE dikategorikan cukup muda, yaitu sekitar 41% berusia antara 18-22 tahun dengan dominasi perempuan sebesar 55% dibanding pria yang 45%. Untuk itu, lewat basis pengguna masif dengan potensi untuk terus tumbuh, Ongki sudah menyiapkan beberapa strategi untuk terus bertahan dari berbagai gempuran platform lain yang mulai menanjak termasuk pemain lama berkekuatan besar di Indonesia.

“Di Thailand misalnya, sudah ada platform pembayaran digital bernama LINE Pay. Di sini, memang ada rencana ke arah sana namun kami tidak terburu-buru dan sedang digodok karena soal operasional serta sistem dari A to Z masih dipikirkan. Itu adalah bagian dari strategi menjadi bagian dari ekosistem digital,” tutup Ongki.

Editor: Sigit Kurniawan

Related