Masih Perlukah Memasarkan Bali ke Australia dan New Zealand?

marketeers article

Wisatawan Mancanegara (Wisman) asal Australia memang menjadi salah satu kelompok wisman yang kerap berkunjung ke Indonesia. Data Statista 2017 menunjukkan Indonesia menjadi destinasi favorit kedua bagi masyarakat Australia setelah New Zealand. Lantas, masih perlukan Indonesia memasarkan destinasi pariwisatanya, terutama Bali kepada Australia dan New Zealand?

Kementerian Pariwisata (Kemenpar) baru saja menggelar Bali Sales Mission di tiga kota Australia (Sydney, Melbourne, dan Perth) dan Kota Auckland, Ibukota Selandia Baru (New Zealand) untuk memasarkan beberapa destinasi pariwisata Indonesia. Bukan tanpa alasan, Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan hal ini diperlukan meski pergerakan wisman Australia ke Indonesia cukup tinggi.

“Bali sangat tepat dijual di Australia karena memang merupakan destinasi favorit mereka. Kegiatan sales mission ini, menambah optimis saya kunjungan wisman Australia dan New Zealand tahun ini naik,” papar Arief di Jakarta, Selasa (22/05/2018).

Arief memprediksi, jumlah kunjungan wisman dari Australia dan New Zealand ke Indonesia akan meningkat tahun ini. Beberapa faktor utama yang mendasari hal ini, antara lain adanya direct flight ke Bali oleh maskapai penerbangan Air New Zealand yang telah melakukan penerbangan ke Bali pada April-Oktober lalu, dan Emirates yang berencana mulai terbang dari Auckland-Denpasar-Dubai pada 15 Juni 2018 mendatang.

Kemenpar memperkirakan, dari target 17 juta wisman, sebanyak 1,35 juta wisman berasal dari Australia atau naik sekitar 200 ribu dibanding tahun lalu (1.188.449 wisman). Sementara untuk target kunjungan wisman dari New Zealand tahun ini diharapkan naik signifikan dibandingkan tahun lalu yang datang sekitar 100 ribu wisman.

Kegiatan Bali Sales Mission sendiri melibatkan 18 pelaku industri pariwisata Tanah Air yang siap mempromosikan deretan destinasi unggulan, meliputi Bali, Lombok, dan Yogyakarta.

“Melalui pelaksanaan kegiatan ini diharapkan pula dapat mencapai target perolehan devisa sebesar Rp 452, 2 miliar. Dari peningkatan tersebut dampaknya nanti diharapkan bisa menular ke 10 destinasi pariwisata prioritas (DPP), terutama di tiga DPP sebagai fokus yakni; Toba, Mandalika, serta Borobudur meski kita tidak bisa lepas juga menjual Beyond Bali untuk mengenalkan Indonesia,” jelas Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional IV Australia dan Oceania Kemenpar Adella Raung.

Editor: Sigit Kurniawan

Related