Masih Prospektifkah Industri Mainan di Era e-Sport?

marketeers article
Close up of childs hands playing with colorful plastic bricks at the table. Toddler having fun and building out of bright constructor bricks. Early learning. stripe background. Developing toys

Prospek bisnis industri mainan Indonesia diyakini Ketua Asosiasi Mainan Anak (AMI) Sutjiadi Lukas bakal tumbuh prospektif. Di tengah kehadiran e-sport di era digital, industri mainan dalam negeri masih diproyeksi tumbuh sebesar 10% year-on-year (YoY).

Pasar domestik dinilai Lukas begitu besar dan para pemain masih berpeluang memenuhi kebutuhan ini. “Indonesia merupakan negara dengan populasi penduduk terbesar di kawasan ASEAN dengan angka kelahiran rata-rata 4,5 juta jiwa per tahun, Indonesia dapat menajdi pasar terbesar se-Asia Tenggara,” ungkap Lukas di Jakarta, Senin (22/04/2019).

Di satu sisi, tutupnya sejumlah pabrik mainan di Vietnam menjadi peluang baru bagi industri mainan di Indonesia yang kelimpahan pesanan.

“Untuk itu, AMI turut menggenjot industri mainan nasional agar semakin agresif memperluas pasar ekspor,” terang Lukas.

Bersama Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Lukas memprediksi ada kemungkinan pasar mainan akan lebih agresif mulai kuartal kedua setelah Pemilu.

“Industri mainan di Indonesia menjadi salah satu sektor manufaktur yang memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional. Hal ini terlihat dari capaian nilai ekspor mainan anak-anak yang tembus hingga US$ 319,93 juta pada tahun 2018 atau naik 5,79% dibanding pencapaian pada tahun 2017,” ujar Airlangga.

Industri mainan di Indonesia menjadi salah satu sektor manufaktur yang memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional. Catatan Kementerian Perindustrian menunjukkan, nilai ekspor mainan anak-anak yang tembus hingga US$ 319,93 juta pada tahun 2018 atau naik 5,79% dibanding tahun 2017.

Editor: Sigit Kurniawan

Related