Masih Tertarikkah Millenial Dengan Asuransi Kesehatan

marketeers article
60164975 four young casual friends having fun taking pictures at an urban celebration with a cityscape view in the evening

Industri kesehatan merupakan salah satu sektor yang menjanjikan di Indonesia. Faktor-faktor seperti peningkatan pendapatan masyarakat, naiknya biaya kesehatan, serta jumlah penduduk yang tumbuh pesat menciptakan potensi pasar yang besar bagi para pelaku di industri ini. Data Frost & Sullivan Health pada tahun 2015 memperkirakan bahwa industri kesehatan Indonesia akan tumbuh tiga kali lipat dari US$ 7 triliun pada 2014 menjadi US$ 21 triliun pada 2019.

Pesatnya kenaikan populasi penduduk, terutama millenial kelas menengah Indonesia berimplikasi terhadap pertumbuhan industri kesehatan. Sebagai gambaran, angka pendapatan tahunan yang dapat dibelanjakan Indonesia diperkirakan akan menjadi US$750 miliar pada 2020, naik 53% dari 2013. Hal ini berdampak pada peningkatan kemampuan masyarakat untuk mengakses layanan kesehatan.

Meskipun begitu, kalangan millenial masih dianggap generasi yang rentan akan rencana pengelolaan keuangan dan cenderung tidak peduli kepada masalahan asuransi kesehatan. Padahal, data dari Zurich Topas Life menunjukan fakta yang berbeda. Sepanjang tahun 2017, Zurich Topas Life mencatat adanya pertumbuhan pemanfaatan asuransi kesehatan yang signifikan di kalangan milenial dibandingkan dengan segmentasi nasabah lainnya, termasuk generasi X.

Populernya gaya hidup sehat turut mendorong peningkatan kesadaran mereka akan perlindungan kesehatan. Goldman Sachs Investment Research menunjukkan bahwa tren konsumsi makanan sehat dan olahraga di kalangan milenial lebih tinggi daripada Gen X dan Baby Boomer. Mereka juga lebih menjaga diri dari kebiasaan yang merugikan kesehatan seperti merokok dan minuman beralkohol.

Milenial dari kalangan kelas menengah merupakan salah satu target nasabah utama bagi Zurich Topas Life. Saat ini, hampir 50% nasabah Zurich Topas Life berasal dari segmen milenial, dengan kisaran umur dari 22-36 tahun. Di kalangan ini, produk perlindungan kesehatan adalah salah satu produk yang paling diminati.

“Generasi milenial saat ini berada dan memasuki usia produktif. Dalam waktu dekat, mereka akan menjadi tulang punggung perekonomian dan juga menjadi tumpuan keluarganya. Oleh karena itu, sangat penting bagi generasi milenial untuk paham bagaimana proteksi memegang peranan penting terhadap kesejahteraan diri dan keluarganya, sekarang dan di masa datang,” jelas Rosmaylinda Nasution, Chief Distribution and Communication Officer Zurich Topas Life.

Untuk menjangkau pasar milenial, Zurich Topas Life berusaha fokus pada penyediaan asuransi kesehatan yang sesuai karakter millenial. Bagi Rosmaylinda, tantangannya adalah bagaimana Zurich Topas Life bisa mendorong kalangan millenial untuk tertarik mencoba terlebih dahulu. “Jika sudah mencoba dan merasakan manfaatnya, maka ke depan tentu mereka akan lebih termotivasi menyiapkan perencanaan proteksi dengan lebih baik lagi. Untuk itu, produk harus mudah dipahami, inovatif, dan terjangkau,” jelasnya.

Program pemerintah melalui program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) berkontribusi positif terhadap peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya perlindungan kesehatan. Semakin tinggi kesadaran masyarakat, semakin besar pula potensi pasar bagi pelaku industri asuransi. Jadi, justru JKN dan penyedia jasa asuransi swasta bersifat saling melengkapi dalam memastikan perlindungan kesehatan inklusif bagi masyarakat Indonesia.

Secara umum, industri asuransi jiwa berhasil memperlihatkan pertumbuhan yang positif. Sampai bulan Juli lalu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pendapatan premi asuransi jiwa sebesar Rp 90,7 triliun, tumbuh sekitar 26,1% dibanding periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 71,9 triliun. Zurich Topas Life sendiri sejak awal tahun hingga Agustus lalu (year-to-date/YTD) berhasil mencatat pertumbuhan premi sebesar 49% dibandingkan dengan tahun lalu.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related