Peran Media Sosial Bagi Pertumbuhan Industri Fesyen Pria

marketeers article

Sepanjang sejarah, pakaian mewah pria (luxury menswear) memainkan peran kedua setelah pakaian perempuan dalam industri fesyen. Namun, belakangan ekspansi pasar fesyen pria kian meningkat. Tammy Smulders, Global Managing Director of LuxHub mengatakan, hal ini tak terlepas dari peran platform media sosial dalam mengubah cara pria berpakaian dan bereksperimen dengan gaya.

Ekspansi pasar yang semakin besar pada industri fesyen pria tidak terlepas dari peran media sosial dalam membangun visibilitas seputar men’s style. Hal ini diungkapkan Smulders dalam digiday.com selaras dengan bertambahnya men’s fashion influencer dalam social feeds seperti Instagram.

“Media digital dan citra imajiner dari ikon-ikon yang trendi seperti pengusaha sukses hingga YouTubers telah mendorong sosialisasi fesyen pria. Media sosial selalu ada dan berhasil sehingga pria kini lebih fokus pada penampilan sehari-hari mereka,” kata Smulders.

Co-Founder of Influencer Network Collectively Alexa Tonner pun mengatakan hal serupa. Menurutnya, majalah mode untuk pria berperan sebagai artiber gaya, dan platform sosial telah memungkinkan konsumen pria untuk menemukan luxury apparel dengan cara yang baru dan inovatif. Ia menambahkan, media sosial dapat menyajikan lebih banyak variasi ketimbang majalah mode yang dianggap terlalu kaku dalam menampilkan perspektif fesyen pria.

Industri fesyen untuk pasar busana pria pun kian berkembang seiring minat kaum Adam pada fesyen. Pada saat yang sama, para desainer yang sebelumnya hanya mendesain busana perempuan akhirnya mencoba mendesain koleksi pria. Misalnya, Stella les McCartney yang memulai debut men’s style pertamanya pada November 2016.

Dalam tiga tahun ke depan, busana pria diprediksi mengalami pertumbuhan lebih cepat dibandingkan busana perempuan. Data dari Perusahaan Analisis Ritel yang diterbitkan Digiday menunjukkan, persentase keuntungan bersih masing-masing industri ini mencapai 2,3% dan 2,2%. Selain itu, pasar busana pria diperkirakan bernilai U$ 33 miliar pada tahun 2020 atau meningkat 14% dari tahun 2015.

Jonathan Feinberg, Chief Men’s Merchat at Givenchy menerangkan, saat ini pakain kasual menjadi favorit konsumen. Sebagian besar pertumbuhan berada pada sektor pakaian ini.

Feinberg menjelaskan, harga di hampir semua item pakaian telah meningkat secara signifikan dalam lima tahun terakhir. Hal ini dilakukan untuk memenuhi permintaan yang meningkat. Kenaikan harga terutama terjadi untuk produk seperti bomber jackets dan sneakers. Harga rata-rata barang pakaian pria mewah berkisar US$ 232,29 di semua kategori, meningkat 64% dalam lima tahun terakhir.

Menurut Feinberg, pergerakan gaya hidup yang lebih modern berpengaruh pada meningkatnya minat masyarakat terhadap pakaian kasual.

“Gaya hidup masyarakat yang perlahan berubah telah merubah cara berpakaian mereka. Terlebih untuk mereka yang umumnya menghabiskan waktu di tech startup atau lingkungan profesional di luar kota New York umumnya akan memilih sneakers, sweatshirts, bacpacks, atau kaus,” terang Feinberg.

Lebih jauh, Smulders memprediksi perkembangan industri pakaian pria dalam beberapa tahun terakhir akan terus meningkat. Seiring meningkatnya permintaan, investasi pemasaran periklanan dan influencer akan menghasilkan visibilitas yang lebih besar lagi.

Editor: Sigit Kurniawan

Related