Mejeng di Swis, Mampukah IKM Indonesia Melaju ke Pasar Eropa?

marketeers article
muba 2016 | 100 Plakate, 100 Jahre | Imptression

Potensi Industri Kecil Menengah (IKM) Indonesia di pasar Eropa kian diperkuat. Dalam ajang pameran tertua di Swiss, Mustermesse Basel (MUBA), 22 IKM dalam negeri tampil unjuk kebolehan. Lokasi Swiss yang strategis diyakini Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan para pemain dapat menjadi jembatan guna meningkatkan ekspor IKM Indonesia ke Eropa.

Diselenggarakan selama sembilan hari (20-29 April 2018), MUBA memang menjadi salah satu incaran berbagai negara guna meningkatkan ekspor mereka. Indonesia sendiri telah memberangkatkan 22 IKM di sektor fesyen, aksesori, dan bumbu nasional guna berpartisipasi di gelaran MUBA tahun ini. Tak hanya IKM, Indonesia juga memboyong Wonderful Indonesia Display guna mempromosikan kekayaan Indonesia di Swiss.

“Ini merupakan pameran tertua di Swiss yang menampilkan berbagai produk konsumen terbesar. Dengan mengikuti gelaran ini, kami berharap bisa menjadi jembatan bisnis IKM ke mancanegara,” kata Direktur Jenderal IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih di Jakarta, Minggu (29/04/2018).

Sejumlah IKM yang turut digandeng Kemenperin dalam MUBA 2018 antara lain Delima Fashion, Sloopie, Fey Attire, Temiko, Nerdmob, Inaraya, Intresse, Pateh Noesantara, Burhanudin, Alamanda Pearl & Jewelry, Onadi Rochet Shoes, Diana Couture, Batik Wikarsa, Pesona Putri Indonesia, Akademi Gastronomi Indonesia, Jay’s Kitchen, Pazar, Cana Archipilago, Bamboe, Ninoy, PT. Yabeta, dan Sambal Asli Cap Ibu Jari.

Namun, keberangkatan 22 IKM ini ke Swiss bukan tanpa persiapan. Selain telah memperoleh pembekalan dari Kemenperin, Gati mengatakan mereka juga telah didorong untuk meningkatkan kualitas kemasan produk. Pasalnya, hal ini penting untuk membantu mereka bersaing di pasar dunia.

“Standar kualitas kemasan dan labeling sangat penting, selain berfungsi mewadahi atau membungkus produk, dapat juga sebagai sarana promosi serta informasi dari produk tersebut sekaligus meningkatkan citra, daya jual dan daya saing,” tuturnya.

Pada 2018, Kemenperin akan memberikan bantuan sebanyak 300 desain kemasan bagi para peserta pelatihan tersebut. “Kami berharap, daya saing produk kita semakin kompetitif baik di pasar domestik maupun internasional. Apalagi, dalam penjualan produk di marketplace, salah satu hal yang terpenting adalah tampilan,” ungkapnya.

Editor: Sigit Kurniawan

Related