Melalui Roadmap Ini, IPC Siap Jadi Pelabuhan Kelas Dunia

marketeers article

Operator pengelola pelabuhan kelas dunia PT Pelabuhan Indonesia ll Persero (IPC) menargetkan diri menjadi World Class Port pada tahun 2020. Guna mencapai target, IPC bergerak sesuai roadmap yang mereka desain sejak tahun 2016. Tahun ini, IPC sampai pada tahap kedua roadmap yang bergerak untuk meningkatkan bisnis perusahaan. Bagaimana roadmap IPC ini berjalan?

Pasca melakukan rebranding IPC dengan visi “to be a world class port operator” pada tahun 2012, IPC kemudian menyusun strategi dan roadmap perusahaan yang berfungsi sebagai panduan untuk mencapai target tersebut.

Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha IPC Saptono R Irianto di Jakarta, Rabu (26/07/2017) menjelaskan, roadmap telah berjalan sejak 2016 diawali dengan beroperasinya pelabuhan terminal kontainer pertama di Priok pada Agustus 2016.

“Tahun 2016, roadmap IPC fokus untuk melakukan penyesuaian infrastruktur melalui penguatan platform komersial,” kata Saptono. Lebih jauh Ia menjelaskan, selain menyusun mekanisme pengembangan bisnis dan properti, IPC juga melakukan review, desain, marketing, dan melakukan mapping kerja sama dengan pelanggan.

Memasuki tahun 2017, roadmap IPC bergerak ke arah pengembangan bisnis korporasi (face enhancement). Saptono menerangkan, langkah yang dilakukan IPC dalam tahap ini meliputi peningkatan operasional dan pelayanan dari anak perusahaan, pengembangan infrastruktur, dan pengembangan bisnis korporasi.

“Dalam upaya mengembangkan bisnis korporasi, IPC melakukan optimalisasi pada sistem pengamanan property perusahaan. Kami juga meningkatkan strategi komersial dan hubungan dengan pelanggan, serta menjalankan program retensi di kantor pusat dan kantor-kantor cabang,” kata Saptono.

Roadmap ini bukan berjalan tanpa tantangan. Menurut Saptono, langkah dalam roadmap ini berupaya menjawab tantangan yang kian berat di Asia, diantaranya ASEAN Single Market 2015 yang ditujukan untuk menciptakan rute yang efisien dengan memperkuat rute truck dan kapal domestik dari pulau besar ke pulau kecil di Asia Tenggara.

“ASEAN Single Market 2015 berisiko membawa industri manufaktur bergeser keluar Indonesia, dan tidak menggunakan jalur domestik atau bergerak langsung ke Indonesia melalui pasar bebas,” kata Saptono.

Menanggapi tantangan ini, IPC berupaya melakukan investasi pengembangan properti perusahaan. Menurut Saptono, ini adalah longterm investment. Dengan membangun lebih banyak pelabuhan dan memperkuat pelabuhan yang sudah ada, IPC berharap perjalannnya menuju roadmap 2018 akan berjalan lancer.

“Pada tahun 2018, IPC menargetkan sampai pada tahap establishment dengan kinerja perusahaan yang unggul sehingga dapat memuaskan pelanggan. Setelah pelanggan puas, tentunya loyalitas pelanggan diharapkan tercipta. Hal ini pada akhirnya akan memengaruhi pertumbuhan pendapatan IPC,” terang Saptono.

Setelah sampai pada tahap establishmentroadmap IPC pada tahun 2019 akan sampai pada tahap “sustainable“.

Saptono mengatakan, IPC akan mengintegrasikan bisnis yang berkelanjutan dengan kepuasan pelanggan. Targetnya, IPC akan mengoperasikan empat proyek strategis sekaligus. Tidak hanya itu, IPC juga melakukan pengembangan secara vertikal (door to door), fokus pada pertumbuhan non organik, dan menciptakan layanan yang friendly bagi pelanggan dan lingkungan.

Langkah IPC akan bergerak mengikuti roadmap hingga mencapai puncaknya pada tahun 2020. Saptono menerangkan, target IPC pada tahun 2020 adalah memberikan layanan “one stop total service” bagi para pelanggan, mengimplementasikan green port dan smart port, sekaligus mencetak global foot print dengan memperkuat peran dan fungsi komersial perusahaan.

“Kami optimistis roadmap ini akan terealisasi dengan baik tahap per tahap, dan Indonesia akan memiliki pelabuhan berkelas dunia pada tahun 2020,” kata Saptono.

Editor: Sigit Kurniawan

Related