Melihat Cara LPS Memarketingkan Lembaganya

marketeers article

Sepanjang tahun ini, Lembaga Penjamin Simpanan telah meraih berbagai pencapaian. Mulai dari menutup sembilan bank kecil sampai September 2016 tanpa memicu kepanikan hingga penurunan suku bunga penjaminan dari 7,5% ke 6,25%.

Keberhasilan LPS dalam menjalankan sejumlah tugas dan fungsinya ini tak lepas dari strategi yang dijalankan Fauzi Ichsan sebagai Ketua Eksekutif LPS. Menurutnya, dalam menahkodai lembaga ini, apapun strategi kepala eksekutif LPS, harus direstui Dewan Komisioner LPS. Masukan dari Dewan pun harus didengar.

Bukan hanya itu, strategi tersebut juga harus didukung oleh para direktur dan pelaksana. Masukan dari karyawan yang beragam juga harus didengar, walau pimpinan yang akhirnya memutuskan.

“Intinya, jika kita yakin langkah kita adalah yang terbaik untuk lembaga dan karyawan, dari sisi profesionalisme dan meritokrasi, strategi kita bisa lebih mudah diimplementasikan. Yang penting para karyawan memiliki sense of ownership atas strategi tersebut,” papar Fauzi.

Yang tak kalah penting, sebagai pemimpin lembaga ini, Fauzi menekankan pentingnya memarketingkan LPS. Fauzi membagikan beberapa kiat yang bisa diterapkan bagi pemasar yang juga bekerja pada bidang kementerian, badan, maupun lembaga pemerintah seperti dirinya.

Pertama, kita harus yakin dengan kebijakan atau produk yang kita ingin implementasikan atau jual. Proses perancangan kebijakan tersebut harus mempertimbangkan dan mendapat dukungan dari para pemangku kepentingan, termasuk mitra kerja, anak buah, dan masyarakat. “Proses perencanaan kebijakan yang matang akan menghasilkan kebijakan yang lebih matang dan efektif,” kata Fauzi.

Kedua, kita harus menentukan target atau end-game yang realistis. Idealnya dengan jadwal yang terukur. Ketiga, implementasikan kebijakan ini dengan semangat teamwork. Artinya, semua pegawai memiliki sense of ownership and belonging yang tinggi, sehingga ‘mesin’ lembaga berjalan optimal.

“Terakhir, jika dalam implementasi terjadi kesalahan, prioritas kita adalah mengoreksi secepatnya, bukan menyalahkan atau mencari kesalahan orang. Jika kebijakan ini sukses, kita harus selalu mengapresiasi mitra dan anak buah kita di atas eksistensi kita sendiri,” tutup Fauzi.

Editor: Sigit Kurniawan

Related