Melihat Tren Kecantikan Industri Estetika Tahun 2018

marketeers article

Perkembangan teknologi yang menciptakan tren di media sosial sedikit banyak berpengaruh pada industri estetika. Founder sekaligus President Director Miracle Aesthetic Clinic Group Lanny Juniarti mengatakan, tuntutan tampil cantik di media sosial menimbulkan pressure tersendiri. Belum lagi tren live video yang menuntut seseorang untuk tampil keren secara real time. Lalu, apa peluang yang bisa diambil industri estetika pada tahun ini? Dan permintaan apa saja yang akan muncul?

Industri kecantikan kini sedikit banyak terpengaruh dengan kehadiran sosial media. Tuntutan untuk tampil cantik di sosial media menimbulkan pressure tersendiri. Tidak lagi soal editing foto dengan aplikasi foto kecantikan, tren live video telah menuntut seseorang untuk tampil apik secara real time. Lalu, apa peluang yang bisa diambil industri estetika dalam kondisi ini? Dan demand seperti apa yang akan bermunculan di tahun 2018?

Jika dua tahun belakangan industri estetika dibanjiri permintaan akan bentuk wajah v-shape, kini konsumen cenderung mencari yang lebih dari itu. Founder sekaligus President Director Miracle Aesthetic Clinic Group Lanny Juniarti di Jakarta, Kamis (11/01/2018) mengatakan, demand industri kecantikan di 2018 akan didominasi dengan permintaan atas tampilan dan kontur wajah yang ideal.

“Seiring dengan perkembangan teknologi dari berbagai platform media sosial, masyarakat tidak lagi mencari bentuk v-shape, melainkan beralih ke bentuk yang ideal agar mereka tampak apik secara real time. Di sini, aka nada tiga tren baru yang muncul di tahun 2018 ini,” ungkap Lanny.

Tiga tren demand ini dikatakan Lany terdiri dari reshape, relift, dan countering. Lebih jauh Lanny menjelaskan, data dari American Plastic Surgery menunjukkan behavior konsumen dalam memenuhi kebutuhan akan kecantikan justru tidak memilih jalan surgary (pembedahan). Untuk itu, teknik seperti reshape dan relift diprediksi Lanny akan menjadi tren di tahun ini.

“Teknik non-pembedahan seperti reshape dan relift akan menjadi layanan yang cukup digemari. Reshape hakekatnya merupakan sebuah teknik untuk membentuk kembali struktur wajah supaya ideal. Dengan teknik ini, wajah akan Nampak lebih tirus dan v-shape. Sementara, relift merupakan sebuah teknik mengencangkan dan mengangkat kembali kulit yang kendur untuk mendapatkan tampilan rahang yang sempurna,” jelas Lanny.

Jika reshape dan relift  fokus terhadap dua dimensi, beberapa konsumen yang ingin tampil ideal dikatakan Lanny mungkin akan memilih teknik contouring yang fokus terhadap tiga dimensi. Ia menjelaskan, teknik ini merupakan langkah untuk membentuk wajah ideal dan proporsional dengan memperhatikan elemen-elemen kecil pada wajah.

“Konsumen yang menginginkan tindakan lebih mungkin akan banyak memilih teknik contouring. Pasalnya, dengan teknik ini setiap segmen pada wajah diperhatikan agar terlihat sempurna secara tiga dimensi,” tutur Lanny.

Dengan pergerakan perilaku masyarakat yang mengarah pada lifestyle, serta tuntutan dari sosial media, Lanny optimistis industri ini akan tumbuh cantik di tahun 2018.

Editor: Sigit Kurniawan

Related