Melirik Upaya Branding Sampoerna Kayoe

marketeers article

Industri produk kayu dan olahannya jarang sekali terdengar meski menyimpan potensi bisnis yang besar. Sebagai salah satu pemain di dalamnya, Sampoerna Kayoe tengah membangun strategi branding perusahaan agar semakin terlihat dan dapat mengedukasi masyarakat seputar bisnis yang mereka jalani.

“Sejak awal 2018, Sampoerna Kayoe mulai melakukan branding. Selama ini, pemain industri kayu kurang terdengar. Padahal industri ini sangat menarik diikuti dengan wilayah bisnis yang luas,” jelas Ferdy Septian, Asst Brand Marketing Manager PT Sumber Graha Sejahtera (Sampoerna Kayoe) saat ditemui di Jakarta, Jumat (28/12/2018)

Ferdy menambahkan bahwa ke depan mereka akan banyak membuat program menarik yang melibatkan masyarakat luas. Selain itu, misi untuk mengedukasi pun sedang mereka lakukan. Menurutnya, ada beberapa paradigma keliru mengenai kayu. Misalnya, produk kayu lapis yang selama ini dinilai sebagai produk dengan nilai ekonomis rendah. Padahal, secara kualitas produk ini tidak kalah dengan kayu solid. Bahkan, banyak sekali keunggulan yang bisa digali dari produk kayu lapis.

“Selain lebih ramah alam karena diambil dari pohon yang tidak terlalu besar, produk kayu lapis juga bisa diatur kekuatan, berat, dan nilai ekonominya,” lanjut Ferdy.

Ferdy mengatakan, saat ini Sampoerna Kayoe memiliki pusat riset dan pengembangan di Balaraja, Banten. Di sana mereka tengah menyiapkan produk yang tahan cuaca dan kondisi alam. Bahkan, di pasar ekspor seperti di Kroasia, Sampoerna Kayoe memiliki produk kayu yang tahan terhadap empat musim.

Di luar itu, saat ini juga konsumen yang mencari kayu, triplek dan sejenisnya sudah mulai mencari merek yang bisa diandalkan. Tidak seperti dulu yang tidak peduli atau tidak tahu bahwa triplek itu ada mereknya.

“Mimpi saya adalah mengubah paradigma orang mengenai penggunaan produk yang kurang lestari menjadi ke produk yang lebih lestari,” tutup Ferdy.

Editor: Sigit Kurniawan

Related