Membaca Kondisi dan Peluang Bisnis di Wilayah Batam

marketeers article
38803612 paper with charts and glass of water on background of working colleagues

Batam, pulau kecil yang terletak di Kepulauan Riau menyimpan potensi bisnis yang besar. Potensi ini hadir lantaran lokasi geografis Batam yang strategis dan menjadi hub trafik dengan beberapa negara. Batam juga pernah mencapai pertumbuhan ekonomi melampaui pertumbuhan ekonomi nasional. Bahkan, Batam dinobatkan sebagai kota dengan pertumbuhan tercepat di dunia oleh Annual Demographia World Urban Areas Ranking pada tahun 2015.

“Dengan lokasi yang strategis, kami yakin Batam masih memiliki potensi tinggi untuk tumbuh di masa depan seperti di masa lalu ketika ekonomi Batam tumbuh lebih tinggi dari ekonomi nasional,” ujar Ketua Badan Pengusahaan Batam Lukita Tuwo pada laporan resminya yang dikirim ke Marketeers.

Secara geografis, Batam berada di Selat Melaka sehingga sangat strategis. Hampir 70.000 kapal menyeberangi Selat Malaka setiap hari. Ini hampir tiga kali lipat dari Terusan Panama dan juga dua kali lipat Terusan Suez. Lokasi ini pun sangat dinamis karena dekat dengan Singapura dan Johor.

Batam juga punya infrastruktur yang terbilang baik, dengan adanya beberapa kawasan industri, galangan kapal, dan industri berteknologi tinggi seperti elektronika yang sudah beroperasi di Batam. Batam pun mempunyai kelebihan dibanding tempat-tempat lain di kawasan sekitarnya karena memiliki lokasi pelabuhan dan bandara yang berdekatan, sehingga sangat cocok untuk pengembangan pusat logistik yang efisien.

“Saya yakin dengan terus memberikan layanan yang baik dan insentif yang memadai sebagai kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas serta mempromosikan potensi-potensi Batam lainnya yang belum pernah dilakukan di masa lalu, maka perekonomian Batam bisa kembali tumbuh seperti kejayaannya di masa lalu,” lanjut Lukita.

BP Batam pun tengah mendorong pembangunan pusat logistik regional, industri pariwisata dan juga pengembangan fasilitas MRO (Maintenance Repair And Overhaul), dan pengembangan ekonomi digital.

“Batam telah membuktikan keberhasilannya berdasarkan model ekonomi yang dicanangkan di masa pemerintahan Presiden BJ Habibie. Saat ini Batam sedang mencari model ekonomi yang baru untuk membangkitkan kembali gairah perekonomian seperti dahulu yang mampu mencapai 7%,” kata Shoeb Kagda, Pendiri Indonesia Economic Forum yang akan menggelar Batam Economic Forum.

Saat ini, Batam berkontribusi sebesar 60% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Provinsi Kepulauan Riau. Secara nasional, Batam menempati urutan ke-17 dari 500 kabupaten dan kota di seluruh Indonesia yang memberikan kontribusi besar ke negeri ini.

Meski begitu, sejak tahun 2009, pertumbuhan investasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Batam mengalami stagnasi karena minimnya infrastruktur pendukung dan tidak ada masterplan baru untuk pengembangan selanjutnya.

“Kunci keberhasilan Batam di masa datang adalah bagaimana meningkatkan dan memanfaatkan keunggulan yang sudah ada, serta menarik investasi baru di sektor industri masuk ke Batam. Saat ini, kala ekonomi global bergerak ke arah digitalisasi, maka Batam mutlak harus ikut di dalamnya,” imbuh Shoeb Kagda.

Editor: Sigit Kurniawan

Related