Membedah Hubungan Komunitas Olahraga dan Brand (I)

marketeers article
23231583 jakarta october 27, 2013 agustinus benu indonesia runner at jakarta marathon

Jumlah komunitas olahraga di Indonesia kian menjamur. Mulai dari olahraga konvensional hingga yang memacu adrenalin. Keanggotaan komunitas pun menyebar ke berbagai kota lainnya. Hal ini menjadikan banyak brand yang tertarik untuk menjadikan komunitas olahraga ini sebagai pintu untuk mendekatkan diri ke konsumen.

Sebut saja komunitas lari Indorunners. Komunitas lari yang berdiri sejak tahun 2007 atau hampir satu dekade silam ini bisa jadi merupakan salah satu penggerak olahraga lari, yang semakin digemari masyarakat sekarang ini.

“Dulu itu susah sekali mengumpulkan orang untuk lari. Sekarang, jika kita tidak ikut lari, terus di-share di media sosial, berkesan kurang asyik. Dengan angka penggiat lari yang masif, Indorunners bukan lagi komunitas, tetapi gerakan,” ujar Co-Founder dari Indorunners Yasha Chatab.

Kehadiran Indorunners memang cukup unik. Para pecinta lari itu mulai terlihat sejak Nike merilis perangkat bernama Nike+. Perangkat berbasis sensor ini bisa menghitung seberapa jauh jarak lari seseorang yang tertanam langsung di dalam sepatu. Dengan menyambungkan ke komputer, pelari bisa melihat hasil lari mereka dan membandingkannya dengan sesama pemakai lain.

Berawal dari situ, mulai ada interaksi sesama pengguna, seperti membandingkan siapa bisa berlari paling jauh. Akhirnya, lewat media sosial, mereka bertemu dan memutuskan untuk membuat sebuah komunitas lari bernama Indorunners. Indorunners terbentuk karena adanya kesamaan hobi para anggotanya, bukan karena peran Nike yang aktif bergerak membentuk komunitas pemakainya.

Selain olahraga lari, ada juga pecinta kegiatan outdoor yang telah terbentuk sejak tahun 2003. Nama komunitas itu adalah Outdoor and Nature Community (OANC). Pada saat itu para pecinta aktivitas, seperti hiking tersebut berkomunikasi lewat MIRC. Setelah tahu ada forum berbasis website di Kaskus, mereka kemudian pindah wadah dan menjadi membesar sampai sekarang.

“Tujuan pindah ke Kaskus karena dengan forum online, kami bisa saling memberikan informasi seputar kegiatan outdoor. Sekarang OANC menjadi referensi komunitas outdoor terbesar online di Indonesia,” klaim salah satu pengurusnya, Ricky Faizal Firdaus.

Kopi darat atau bertemu offline menjadi agenda hampir setiap minggu sekali. Kemudian, ada kegiatan hiking sekitar satu bulan sekali di lokasi-lokasi pegunungan, mulai dari Aceh sampai Papua.

Hal ini sedikit berbeda dengan Indorunners yang sudah benar-benar menjamur di banyak kota sehingga menyerahkan kegiatannya ke wilayah masing-masing. Biasanya dua sampai tiga kali seminggu mereka lari bersama sesuai dengan jadwal disepakati.

Satu lagi komunitas yang mulai tumbuh dari platform komunitas online seperti OANC, yaitu Komunitas Sepeda Kaskus (Koskas), yang lahir dari kopdar (kopi darat) pertama pada 17 Juli 2010. Sebelum kopdar ini, forum Kaskus itu digunakan sebagai wadah tanya jawab antara penggemar bersepeda. Tujuan komunitas ini adalah menebar virus bersepeda kepada masyarakat.

Lalu seperti apa kriteria merek yang bisa berkolaborasi dengan para komunitas tersebut? Simak di sini

    Related