Menangkap Peluang Bisnis Industri Pulp dan Kertas

marketeers article
Paper mill Machine

Menangkap peluang atau menjadi peka terhadap kebutuhan pasar menjadi kunci bagi pelaku usaha untuk berkembang. Menggarap peluang baru yang tengah potensial pun tak salah untuk dicoba. Saat ini, salah satu industri menarik  yang bisa untuk digarap adalah pulp dan kertas. Pasalnya, negara-negara North America dan Scandinavia(NORSCAN) kini tak lagi menjadi negara produsen terbesar, dan telah bergeser ke Asia Tenggara terutama Indonesia dan negara Amerika Latin.

Industri pulp dan kertas sendiri merupakan salah satu sektor yang diprioritaskan pengembangannnya sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pengembangan Industri Nasional.

“Hal ini sangatlah tepat karena Indonesia memiliki keunggulan komparatif terutama terkait bahan baku, di mana produktivitas tanaman kita jauh lebih tinggi dibandingkan negara-negara pesaing yang beriklim subtropis,” ungkap Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Senin (08/10/2018).

Ia menambahkan, saat ini negara-begara NORSCAN kini tak lagi menjadi negara produsen terbesar, tren ini telah bergeser ke Asia Tenggara terutama Indonesia serta negara-negara Amerika Latin, seperti Chili, Brasil, dan Uruguay.

Daya saing industri pulp dan kertas Indonesia di kancah internasional cukup terkemuka. Industri pulp Indonesia menempati peringkat ke-10 dunia dan industri kertas menempati peringkat keenam dunia. Adapun di Asia Industri pulp Indonesia peringkat ketiga dan dan industri kertas Indonesia peringkat keempat setelah Tiongkok, Jepang, dan India.

Berdasarkan kinerja ekspornya, industri kertas menurut catatan Kementerian Perindustrian berhasil menduduki peringkat pertama dan industri pulp peringkat ketiga untuk ekspor produk kehutanan selama tahun 2011-2017. Kedua industri tersebut memberikan kontribusi terhadap devisa negara sebesar US$ 5,8 miliar pada tahun 2017, yang berasal dari kegiatan ekspor pulp sebesar US$ 2,2 miliar ke beberapa negara tujuan utama, yaitu China, Korea, India, Bangladesh, dan Jepang serta ekspor kertas sebesar US$ 3,6 miliar ke negara Jepang, Amerika Serikat, Malaysia, Vietnam, dan China.

Editor: Sigit Kurniawan

Related