Mengapa Cup Starbucks Diprotes Kaum Agamis Amerika?

marketeers article
Perusahaan kopi asal Seattle, Amerika Serikat, Starbucks Company mengumumkan sesuatu yang baru selama musim liburan akhir tahun ini. Perusahaan itu menghapus seluruh ornamen berbau Natal yang terlukis pada cangkir kertas (cup), dan menggantinya dengan sebuah “kanvas kosong” berwarna merah. Ada apa dengan Starbucks?
 
“Dengan cup yang lebih sederhana, kami ingin membuat sesuatu yang lebih universal dan mengglobal,” kata Yuti Resani, Manager Marketing & Communication PT Sari Coffee Indonsia, di Starbucks Dharmawangsa Square, Selasa, (10/11/2015).
 
Namun, di negeri Paman Sam, aksi Starbucks merilis cup musim liburannya ini menuai protes dari kalangan agamis. Mereka tersinggung ketika Starbucks tidak mengatakan Selamat Natal pada cup-nya itu. Padahal, pada edisi sebelumnya, cup Starbucks kerap dihiasi dengan ornamen Natal berupa rusa, pohon Natal, santa claus, boneka salju, lonceng, dan sebagainya. 
 
Menurut keterangan resmi perusahaan yang dikutip dari CNN.com, salah satu nilai inti Starbucks adalah inklusivitas dan keragaman. “Starbucks akan terus merangkul dan menyambut pelanggan dari semua latar belakang dan agama di toko-toko kami di seluruh dunia,” ujar Starbucks' Vice President of Design & Content Jeffrey Field.
 
Field mengatakan, saat desain khusus Natal dan liburan akhir tahun hadir sejak tahun 2007, pihaknya telah bercerita lewat desain-desain yang ada pada cup-nya itu.
 
“Namun, tahun ini, kami ingin pelanggan dapat menceritakan kisah Natal dan liburan akhir tahun mereka dengan cara mereka sendiri," jawabnya.
 
Editor: Sigit Kurniawan

    Related