Mengapa Shopee Jadi E-Commerce yang Paling Sering Diakses?

marketeers article

Hadir di Indonesia sejak tahun 2015, Shopee menjadi situs penjualan online atau e-commerce yang paling banyak dikunjungi masyarakat Indonesia. Apa yang membuat Shopee berhasil menjadi top of mind di benak konsumen Indonesia?

Riset online yang dilakukan Snapcart terhadap 6.000 responden periode Januari 2018 memperoleh temuan menarik bahwa 37% responden mengaku menggunakan Shopee. Ini menjadikan peritel online asal Singapura itu berada di urutan pertama yang paling sering digunakan dalam berbelanja online, disusul Tokopedia (25%) dan Lazada (20%).

Keberhasilan Shopee bisa berada di posisi puncak nampaknya mudah ditebak. Sejak pertama kali diluncurkan di tanah air, Shopee memang membidik perempuan sebagai target market utamanya. Hal ini bisa dilihat dari brand identity yang berupa tas jinjing berwarna oranye.

Perusahaan di bawah kendali perusahaan bernama Sea ini memang bertekad menjadi fashion e-commerce, alasannya fashion marketplaces me-manage jumlah barang atau stock keeping unit yang banyak. Sampai saat ini, ada 74 juta barang fashion yang dijual Shopee dari 1,6 juta active sellers dari seluruh Indonesia.

Bahkan, Presiden Sea Nick Nash dalam wawancara dengan Tech in Asia mengatakan bahwa dari gross merchandise value (GMV/pendapatan kotor) Shopee sebesar US$ 389 juta per September 2017, sepertiganya disumbang dari penjualan fashion.

Apa yang ingin dicapai Shopee ternyata sesuai dengan riset yang dirilis Snapcart. Dalam laporan berjudul Perilaku Belanja Online di Indonesia itu, 65% pengguna e-commerce didominasi perempuan, sedangkan 35%-nya laki-laki. Di lihat dari usia, 50% dari mereka berusia 25-34 tahun alias generasi millennials. Sebanyak 31% adalah Generasi Z (15-24 tahun), dan 2% kelompok usia 35 tahun ke atas.

Riset itu juga mengungkapkan, Shopee menjadi e-commerce yang paling tinggi awareness-nya dengan skor 81, disusul Lazada dengan skor 80, dan Tokopedia 78.

“Shopee juga menjadi yang tertinggi dari segi awareness karena memang ia sedang gencar-gencarnya beriklan di media massa. Awareness yang tinggi membuat trafik kunjungan pun meninggi,” terang  Felix Sugianto, Business Development Director Snapcart Asia Pasifik.

Felix melanjutkan, adapun media yang banyak digunakan oleh e-commerce dalam menjalin komunikasi saat ini masih didominasi melalui televisi 24,5%, kemudian informasi dari keluarga dan teman sebesar 24,3%, iklan di media sosial 21%, dan situs online lainnya 15,1%.

Editor: Sigit Kurniawan

Related