Mengenal Arti Merek Bagi Generasi Millennial

marketeers article

Sumber Ilustrasi: http://www.nanigans.com

Sebuah merek tidak hanya memiliki arti penting bagi produsen, namun juga bagi konsumen. Ikatan ini terjalin seiring intensitas interaksi yang terjadi. Uniknya, saat ini hubungan antara merek dengan konsumen terjalin semakin dini. Bila dahulu orang hanya memperhatikan merek saat mereka telah dewasa, kini hampir semua anak-anak juga telah menjadi<em> brand-conscious saat menggunakan sebuah produk.

“Penelitian membuktikan anak-anak sekarang ini telah menyadari kehadiran sebuah merek sejak mereka masih kecil. Selain itu, preferensi mereka terhadap mereka juga telah terbangun sejak dini,” ungkap Americus Reed, profesor marketing di Wharton School, University of Pennsylvania, yang dikutip dari Knowledge@Wharton (6/10/2014).

Salah satu contoh yang diberikan Reed adalah keberhasilan Disney dalam memasarkan produk bayi dan anak-anak. Ia menjelaskan bahwa sejak umur dua tahun, anak perempuannya yang bernama Zora Fabiana Reed hanya ingin menggunakan popok Minnie Mouse. Produk-produk lainnya pun dibeli dari merek yang sama.

Menurut Reed, konsumen menggunakan merek sebagai platform untuk mengekspresikan diri. Karena itu, ketika sebuah merek bisa memberikan value terbaik, para pelanggan tidak hanya akan loyal namun juga menjadi advokat merek tersebut. Namun, bila sebuah merek tidak bisa menempati janji yang disampaikan, para pelanggan akan marah dan tak mudah memaafkan. Apalagi, keberadaan media sosial tak hanya cepat mengabarkan hal-hal baik tapi juga yang buruk.

Di samping itu, Reed mengatakan generasi Y atau Millennials (lahir tahun 1980-an hingga 2000-an) adalah generasi yang melihat merek secara berbeda dari generasi-generasi sebelumnya, misalnya generasi X (1960-an hingga 1980-an) dan Baby Boomers (lahir tahun 1946-1964). Generasi millenial adalah generasi yang memiliki perhatian cukup besar terhadap aspek sosial dan mengekspresikan hal tersebut dalam banyak hal, termasuk merek.

Pada generasi-generasi sebelumnya, selalu terjadi dilema antara menghasilkan uang dan berbuat kebaikan. Mereka memandang dua hal tersebut sebagai dua kutub yang berbeda. Namun, hal itu tidak berlaku bagi generasi millennial. Bagi generasi ini, mereka bisa menghasilkan uang sekaligus berbuat hal-hal baik di sekitarnya.

“Generasi ini melihat dua hal itu tak saling berkontradiksi. Tak ada masalah untuk berbuat baik dan di saat bersamaan melakukan bisnis atau mengejar profit,” tambah Reed. Karena itu, merek yang sukses adalah merek bisa menjalin interaksi yang baik dan merepresentasikan nilai-nilai dari sang pelanggan. Siapkah Anda mengambil hati para millennials?

Related