Mengenal Konsep Programmatic Digital Out of Home

marketeers article
59394744 young woman tourist using modern digital display with blank copy space screen for your text message or content, pretty female watching movement of buses on electronic bulletin board in unfamiliar city

Kemajuan teknologi di era digital membuat para pelaku pemasaran ditantang untuk lebih kreatif dalam membentuk awareness serta citra produknya di mata konsumen.

Kreativitas ini harus terwujud di berbagai kanal komunikasi, termasuk media luar ruang. Khususnya di tengah fenomena billboard mulai digantikan oleh media berbasis digital atau biasa dikenal videotron. Walau billboard masih cukup kuat digunakan untuk berbagai tujuan, terutama membangun awareness, nyatanya videotron juga tidak bisa dilewatkan karena fleksibilitasnya dalam menyampaikan pesan serta memaksimalkan kreativitas.

Menggabungkan konsep konvensional seperti billboard dengan platform digital berbasis online disebut juga sebagai strategi omnichannel.  Dalam acara MarkPlus Center for Technology and Creativity bertajuk “The Omni Way: Programmatic DOOH for Effective Brand Campaign,” konsep omnichannel masih menjadi salah satu strategi yang harus diterapkan dalam menyajikan sebuah produk atau layanan dari sebuah brand.

“Tidak bisa brand online hanya berpikir marketing online saja, tetap harus ada integrasi dengan strategi offline,” ujar Chairman & Founder MarkPlus, Inc. Hermawan Kartajaya.

Saat ini hadir konsep Programmatic DOOH (digital out of home) yang bertujuan memaksimalkan peran videotron dalam menyampaikan pesan terutama dalam sisi transaksi pembelian dan penempatan iklan oleh para pengiklan atau brand. Konsep ini memungkinkan brand untuk dapat mengintegrasikan berbagai platform digital lain seperti perangkat mobile. Integrasi antara platform seperti videotron dan perangkat mobile itu juga yang disebut sebagai konsep omnichannel.

“Sekarang brand datang ke agensi lalu membeli sejumlah slot di videotron serta media online, seperti banner ad. Itu saja, lalu selesai. Dengan Programmatic DOOH, brand tinggal menetapkan target pasar mereka, tujuannya apa, lalu dari situ dirancang strategi marketing dengan mengintegrasikan platform luar ruang secara mobile,” ujar General Manager Mdigi Edo Rinaldo.

Dengan integrasi tersebut, kampanye yang dilakukan bisa membuat konsumen berinteraksi dengan brand. Sehingga Programmatic DOOH semakin memudahkan brand dalam melakukan kampanye marketing secara omnichannel dengan sangat efektif.

Salah satu contoh perusahaan yang menerapkan konsep Programmatic DOOH adalah Adroady. Adroady mengenalkan programmatic out-of-home mobile digital media, atau iklan video luar ruang yang terprogram secara otomatis dan mobile.  Programmatic video adalah teknologi yang memungkinkan pengiklan mengupload video secara real-time, dan video bisa berganti otomatis sesuai dengan lokasi atau waktu. Pengiklan juga bisa memprogram video mana yang tidak ingin mereka tayangkan saat mobil sedang melintasi area tertentu.

“Pengiklan seharusnya bisa mengontrol kampanye mereka sepenuhnya. Kapan dan di mana mereka ingin publik melihat iklannya, dan video mana yang mereka ingin tunjukkan hanya di area tertentu. Teknologi Adroady akan membuat kampanye marketing tepat sasaran dan terukur,” imbuh Chairman & Founder Adroady Gregory Marchand.

Teknologi programmatic video Adroady dibangun berdasarkan gabungan dari teknologi internet-of-things, big data dan machine learnings. Cara kerjanya adalah setelah pengiklan mengunggah video melalui dashboard websiteserver akan mengirim video ke aplikasi yang ada di smartphone mitra pengemudi, yang lalu ‘berkomunikasi’ dengan komputer mini yang terpasang di dalam mobil. Komputer mini ini yang akan mengubah konten di videotron lewat koneksi Wi-Fi. 

Editor: Sigit Kurniawan

Related